BISNISSULAWESI.COM, MAKASSAR – Kantor Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Provinsi Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat (Sulselbar) mencatat, total aset perbankan di Sulawesi Selatan (Sulsel) posisi Januari 2024 mencapai Rp189,76 triliun. Terdiri dari aset Bank Umum Rp186,11 triliun dan aset BPR Rp3,65 triliun.
Dana Pihak Ketiga (DPK) mencapai Rp126,85 triliun dengan kredit yang disalurkan mencapai Rp156,69 triliun.
“Kinerja industri jasa keuangan di Sulsel posisi Januari 2024, tumbuh positif didukung fungsi intermediasi yang tinggi dan tingkat risiko yang tetap terjaga,” ujar Kepala Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Provinsi Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat, Darwisman, Selasa (26/03/2024).
Dikatakan, OJK Sulselbar bersama Tim Percepatan Akses Keuangan Daerah (TPAKD) Sulselbar serta seluruh pemangku kepentingan, terus melakukan berbagai program peningkatan literasi dan inklusi keuangan untuk mendorong peningkatan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat.
Kinerja intermediasi perbankan Sulsel terjaga dengan Loan to Deposit Ratio (LDR) 123,52 persen dan tingkat rasio kredit bermasalah atau Non Performing Loan (NPL) berada di level aman 3,04 persen.
Perbankan Syariah turut menunjukkan pertumbuhan positif. Tercermin dari aset perbankan syariah yang tumbuh 12,10 persen yoy menjadi Rp13,93 triliun, dengan penghimpunan DPK 18,44 persen yoy menjadi Rp10,09 triliun. Penyaluran pembiayaan juga tumbuh double digit sebesar 13,90 persen yoy menjadi Rp11,93 triliun.
“Tingkat intermediasi perbankan Syariah juga berada pada level tinggi 118,18 persen dengan tingkat NPL pada level aman 2,53 persen,” katanya.
Realisasi kredit kepada UMKM di Sulsel tumbuh 10,07 persen yoy menjadi Rp59,96 triliun dengan share sebesar 39,00 persen dari total kredit yang disalurkan Bank Umum di Sulsel. Pertumbuhan tertinggi terdapat pada kredit usaha mikro 29,72 persen yoy menjadi Rp33,08 triliun. Secara total, kredit UMKM telah disalurkan kepada 926.107 debitur dengan tingkat NPL terkendali pada level 4,78 persen.
Terkait perkembangan pasar modal, Darwisman menyebutkan, jumlah rekening investasi posisi Januari 2024 mencapai 432.029 rekening dengan porsi terbesar pada produk rekening reksadana 312.304 rekening. Kemudian saham 104.395 rekening dan SBN 15.330 rekening. Nilai transaksi saham di Sulsel Rp1,87 triliun.
Perkembangan Industri Keuangan Non-Bank (IKNB) juga menunjukkan kinerja positif pada beberapa industri. Kinerja dana pensiun mampu tumbuh positif, tercermin dari total aset yang tumbuh 20,84 persen yoy menjadi Rp1,55 triliun.
Begitu pula dengan piutang yang disalurkan perusahaan pembiayaan tumbuh 13,69 persen yoy menjadi Rp17,72 triliun, pembiayaan modal ventura tumbuh 8,10 persen yoy menjadi Rp389 miliar, pinjaman yang disalurkan pergadaian juga tumbuh 29,61 persen yoy menjadi Rp5,95 triliun.
Namun pada perusahaan penjaminan terdapat kontraksi total penjaminan -1.35 persen yoy menjadi Rp706 miliar. Selain itu fintech peer to peer lending (Fintech P2PL) mencatatkan kinerja positif, tumbuh 16,46 persen yoy menjadi Rp1,18 triliun dengan tingkat wanprestasi terjaga 1,79 persen di tengah penurunan jumlah rekening -3.62 persen menjadi 375.467 rekening.
Perkembangan Edukasi dan Pelindungan Konsumen
Sejak Januari hingga Februari 2024, Kantor OJK Sulselbar melaksanakan 23 kegiatan edukasi kepada masyarakat dengan jumlah peserta 3.122 orang.
Melayani 91 layanan konsumen berupa 29 layanan pengaduan, 31 pemberian informasi dan 31 penerimaan informasi. Dari total layanan konsumen tersebut, 55 layanan terkait perbankan, 23 layanan terkait perusahaan pembiayaan, 5 layanan non-LJK, 3 layanan asuransi, 2 layanan fintech dan 1 layanan terkait pasar modal. Sedangkan, untuk SLIK terdapat 1.460 layanan.
Editor : Bali Putra