BISNISSULAWESI.COM, MAKASSAR — Sejumlah desa terisolir di kabupaten Takalar, Sulsel kini bisa bernafas lega. Pasalnya, pemerintah telah menerangi desa tersebut dengan suplai listrik dari Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) yang terpusat di desa Balang Datu, kecamatan Mappakasunggu, Takalar, dengan kapasitas 100 kilowatt peak (kWp). Proyek ini mampu menerangi 422 rumah dan 8 fasilitas umum.
Desa Balang Datu masuk dalam kategori desa yang terisolir. Di Indonesia, terdapat lebih dari 2.500 desa yang hampir serupa dengan Balang Datu ini. “Masih ada saudara-saudara kita, melihat bohlam lampu saja belum pernah apalagi merasakan terangnya listrik. Tanpa listrik pertumbuhan akan lambat,” kata Rida Mulyana, Dirjen Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, dalam keterangan persnya, Jumat (9/2/2018).
Selama ini PT PLN, lanjut Rida, yang bertugas untuk melistriki, memiliki kemampuan yang terbatas, karena luasnya wilayah Indonesia. Masyarakat yang hidup dalam gelap gulita pada malam hari, saat ini jumlahnya lebih dari 10 juta jiwa. “Masyarakat tidak boleh lagi dibiarkan seperti itu. Maka negara hadir dalam bentuk menyediakan listrik yang kebetulan daerah-daerahnya belum bisa dijangkau oleh PLN. Kenapa harus segera? Karena ini menyangkut keadilan,” ujar Rida.
Sekretaris Daerah Kabupaten Takalar Nirwan Nasrullah mengungkapkan rasa terima kasihnya atas dibangunnya PLTS ini. Menurutnya, dengan adanya listrik anak-anak dapat belajar di malam hari. Di samping itu, masyakat desa yang sebagian besar berprofesi sebagai nelayan dan petani juga dapat mengembangkan usahanya lebih baik lagi.
“PLTS ini dibangun dengan susah payah, karena materialnya diangkut lewat laut dan dibawa ke lokasi sedikit demi sedikit. Perjuangannya sangat besar untuk membangun (PLTS) ini. Dengan adanya listrik, maka Balang Datu sudah tidak terpencil lagi. Produk-produk unggulan kita, lobster, udang bisa kita pasarkan lewat internet. Dengan listrik sangat membantu kita mengembangkan ilmu pengetahuan dan ekonomi,” ujar Nirwan.
Berdasarkan laporan Kementerian ESDM, pada tahun anggaran 2016 dan 2017 Ditjen EBTKE telah melaksanakan pembangunan 5 unit Pembangkit Listrik PLTS terpusat yang berlokasi di Desa Rewataya (Dusun Rewataya (50 kWp) dan Dusun Lantang Peo sebesar 50 kWp); Desa Mattirobajji (Dusun Satanggalau (30 kWp) dan Dusun Labotallua, kapasitas 30kWp) serta PLTS Terpusat di Desa Balang Datu, Kecamatan Mappakasunggu, Kabupaten Takalar, yang hari ini diresmikan. Total kapasitas dari seluruh PLTS Terpusat ini sebesar 260 kWp dan melistriki lebih dari seribu rumah serta 40 fasilitas umum. /Mohamad Rusman