Unicef Perkenalkan Program PGBT pada PKK Sulsel

161
POTO : MARWIAH SYAM

BISNISSULAWESI.COM, MAKASSAR – Organisasi Internasional yang bergerak di bidang kemanusiaan dan pembangunan untuk hak setiap anak, Unicef, menemui Kelompok Kerja (Pokja) IV PKK Sulawesi Selatan (Sulsel), di Gedung PKK Sulsel, Jl Masjid Raya Makassar, Rabu (11/4/2022).

Kedatangan Unicef Indonesia ini, guna untuk memperkenalkan Program Pengelolaan Gizi Buruk Terintegrasi (PGBT) yang secara spesifik untuk mendeteksi gizi kurang dan gizi buruk pada anak balita usia 6-59 bulan pada PKK Sulsel.

“Kedatangan kami ini lebih untuk pengenalan program Unicef, Program Pengelolaan Gizi Buruk Terintegrasi (PGBT). Program pencegahan dan tata laksana gizi buruk di Sulsel,” kata Pengelola Program Gizi Unicef Sulawesi Selatan, Nike Frans.

Alasan Unicef Indonesia untuk mendeteksi dini anak usia 6-59 bulan di Sulsel, kata Nike, adalah untuk menggencarkan penemuan kasus gizi kurang dan gizi buruk secara cepat di tingkat posyandu, bahkan di rumah tangga dengan menggunakan alat sederhana yaitu pita LiLA.

“Dengan penemuan kasus gizi kurang dan gizi buruk yang lebih cepat, maka tatalaksana juga dapat dilakukan secara lebih efisien dan tepat sasaran,” kata Nike.

Nike juga menjelaskan, untuk program PGBT ini, pihaknya telah mendampingi beberapa Kabupaten pada 2021 lalu, diantaranya Kabupaten Bone, Pangkep, dan Takalar.

“Tahun ini kami juga akan melakukan intervensi multisektor untuk PAUD HI, salah satunya program deteksi dini gizi buruk di sarana PAUD,” ungkap Nike.

Sementara itu, Sekertaris I Tim Penggerak PKK Sulsel, Zulfitriany D Mustaka, mengatakan sangat mengapresiasi program yang diusulkan Unicef Indonesia untuk deteksi dini gizi kurang dan gizi buruk di Sulsel.

Menurutnya, program ini sejalan dengan program prioritas PKK dalam menciptakan generasi Sulsel yang lebih baik ke depannya.

Baca Juga :   Menjual Alat Pertukangan

“Penentuan untuk pengukuran gizi buruk bagi anak-anak usia enam bulan sampai 59 bulan itu ternyata mereka sudah memiliki model untuk pengukurannya yang bisa diterapkan langsung dari rumah ke rumah,” ucapnya.

Zulfitriany juga mengungkapkan, program ini dapat menjadi langkah strategis Unicef dalam membantu pemerintah untuk penanganan kasus gizi kurang dan gizi buruk di Sulsel.

Apalagi anak usia PAUD sangat rentan dan sangat besar peluangnya mengalami gizi kurang dan gizi buruk.

Bahkan, katanya, dengan deteksi dini ini pihaknya bisa menyampaikan ke sekolah-sekolah terkait standarisasi PAUD HI (Holistik Terintergrasi) agar memiliki kantin yang sehat atau dengan membuat S.O.P penanganan makanan bagi anak-anak PAUD dalam mencegah gizi buruk.

“Jadi dari data ini, nanti akan kelihatan langkah strategis apa yang lain yang bisa kita lakukan,” katanya.

Marwiah Syam