BISNISSULAWESI.COM, MAKASSAR – Bandara dan pelabuhan di Kota Makassar ditutup sementara, kecuali untuk pesawat kargo tetap berjalan normal dan angkutan barang atau logistik untuk kapal.
Dari penutupan akses transportasi akibat wabah Covid 19, pengusaha travel wisata jadi yang paling terdampak. Berbagai kebijakan pun dikeluarkan travel kepada karyawan mereka.
Ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD) Association of The Indonesian Tours and Travel Agencies (ASITA) Sulawesi Selatan, Didi L. Manaba mengatakan, saat ini mayoritas pengusaha travel harus merumahkan karyawan mereka untuk sementara sampai pandemi berlalu.
‘’Asosiasi sudah melakukan tindakan aksi sosial secara internal. Bantuan tersebut diserahkan ke driver, staff dan karyawan yang dirumahkan,” ujar Didi
Menurutnya, yang paling terpukul dari kebijakan penutupan akses penerbangan dan pelabuhan ialah travel. Tapi, mau tidak mau harus tetap dijalankan.
“Itu adalah kebijakan pemerintah yang mau gak mau kita harus ikuti demi kebaikan bersama. Tentu dengan segala alasan dan pertimbangan,” kata Didi.
Pihaknya pun berharap, penutupan ini hanya sampai batas waktu yang ditentukan yaitu periode lebaran atau mudik. Sebab, kata dia, bandara juga memiliki standard keselamatan dan prosedur yang sangat ketat untuk mengantisipasi lonjakan penumpang nantinya.
“Semoga kebijakan tersebut efektif dan dampak dari wabah ini segera berlalu,” harapnya.
Selain itu, pihaknya juga membutuhkan adanya bantuan langsung baik dari Pusat maupun pemerintah provinsi dan kota kepada para travel. Tentu agar operasional tetap bisa berjalan.
“Sektor industri kami yang paling terdampak. Seluruh akses ditutup, kami sama sekali tak bisa bergerak,” pungkasnya.