BISNISSULAWESI.COM, MAKASSAR — Sejak diluncurkan pada 2 Oktober 2017, Akseleran telah berhasil menyalurkan dana pinjaman usaha sebesar Rp 150 miliar, ke berbagai pelaku usaha kecil dan menengah.
Pertumbuhan perusahaan peer-to-peer lending berbasis teknologi ini, terbilang cukup pesat. Didukung pula dengan fakta rendahnya tingkat kredit macet atau Non-Performing Loan (NPL), yang masih berada di tingkat 0 persen. Kemudahan, keamanan layanan, dan kolaborasi, merupakan kunci dari performa Akseleran yang sangat baik.
“Akseleran sudah resmi terdaftar dan diawasi Otoritas Jasa Keuangan (OJK), sebagai perusahaan Peer to Peer (P2P Lending), Akseleran menjadi penghubung antara peminjam (borrower/pelaku UKM) yang membutuhkan modal usaha, dengan pemberi pinjaman (lender/investor) yang memiliki dana lebih, untuk berinvestasi pinjaman,” tutur Ivan Nikolas Tambunan, CEO & Co-Founder Akseleran
Saat ini, selain dapat diakses melalui website, Akseleran juga sudah dapat diakses melalui aplikasi di Play Store, untuk perangkat ponsel pintar (smartphone) android dan di App Store untuk perangkat smartphone berbasis iOS, dengan nama Akseleran.
“Di Akseleran, minimal pinjaman sebesar Rp 75 juta. Atau jika di luar wilayah Jawa Barat termasuk Makassar, minimal sebesar Rp 200 juta, dan maksimal sebesar Rp 2 miliar. Sedangkan untuk pemberi pinjaman di Akseleran, dapat dilakukan mulai dari Rp 100 ribu, dengan rata-rata imbal hasil yang diperoleh sebesar 18%-21% per-tahun.
Akseleran menyalurkan pembiayaan kepada usaha-usaha produktif, dan bukan untuk konsumtif. Segmen UKM yang selama ini disasar oleh Akseleran adalah UKM kelas menengah dan ke atas,” ungkapnya.
Secara nasional, selama satu tahun ini Akseleran sudah menyalurkan total pembiayaan sebesar Rp 150 miliar kepada 335 pinjaman, dengan jumlah lender sebanyak lebih dari Rp 65 ribu.
Hingga akhir tahun 2018, Akseleran menargetkan total pembiayaan sebesar Rp 200 miliar, dimana rata-rata pertumbuhan tiap bulannya mencapai sebesar 10%-20%. Dan di akhir 2019, Akseleran menargetkan total pembiayaan sebesar Rp 1 triliun. Sementara di Kota Makassar, saat ini sudah ada sebanyak lebih dari 200 lender, dengan total nilai investasi sekitar Rp550 juta. Adapun lender di Akseleran, 95% diantaranya adalah retail atau individu sedangkan sisanya 5% adalah institusi.
“Keunggulan Akseleran, dan yang membedakan dengan P2P Lending lainnya di Indonesia, lebih dari 99% nilai portofolio pinjaman merupakan pelaku usaha beragunan. Adapun agunan di sini lebih fleksibel, yakni berupa PO atau SPK atau Invoice (tagihan),” jelas Ivan. / Komang Ayu