BI Sulsel, Kaji Optimalisasi Pemanfaatan “Cold Chain” untuk Peningkatan Kinerja Sektor Perikanan

842
Kepala Perwakilan BI Sulsel, Rizki Ernadi Wimanda saat memberi sambutan pada kegiatan diseminasi hasil joint riset Optimalisasi Pemanfaatan Cold Chain Produk Perikanan Laut dalam rangka penerapan Blue Ekonomi di Sulsel, Kamis (29/02/2024). POTO : ISTIMEWA

 

BISNISSULAWESI.COM, MAKASSAR – Kantor Perwakilan BI Provinsi Sulawesi Selatan (BI Sulsel) melakukan riset diseminasi optimalisasi pemanfaatan rantai dingin (cold chain) produk perikanan tangkap di Sulsel.

Riset diseminasi yang digelar Februari 2024, dilakukan untuk memberikan pemahaman dan awareness kepada stakeholders terkait strategi pembangunan ekonomi, khususnya dalam meningkatkan kinerja sektor perikanan melalui optimalisasi rantai pasok dingin.

Ini merupakan salah satu topik riset yang dilakukan BI Sulsel sebagai wujud pelaksanaan peran dan tugas sebagai advisor pemerintah di daerah. Di mana, BI melaksanakan riset mengenai isu strategis di bidang ekonomi, untuk kemudian memberikan rekomendasi dan dukungan formulasi kebijakan kepada pemerintah dan stakeholders di daerah yang berbasis kajian akademis (Research Based Policy).

Riset ini merupakan hasil kerja sama BI Sulsel dengan Sekolah Bisnis Institut Pertanian Bogor (SB IPB). Kegiatan diseminasi, diselenggarakan 27-29 Februari 2024 di tiga lokasi berbeda, Kabupaten Bone, Bulukumba dan Kota Makassar.

Untuk di Kota Makassar, dilaksanakan di Four Points Hotel, Kamis (29/02/2024). Mengundang OPD Pemerintah Provinsi Sulsel, Pemkot Makassar, Pemkab Takalar dan Pemkab Barru. Juga phak perbankan, pelaku usaha, akademisi, media, kelompok nelayan dan penyuluh perikanan.

Diseminasi hasil joint riset Optimalisasi Pemanfaatan Cold Chain Produk Perikanan Laut dalam rangka penerapan Blue Ekonomi di Sulsel, yang dilaksanakan BI Sulsel di Hotel Four Points Makassar, Kamis (29/02/2024). POTO : ISTIMEWA

Kepala Perwakilan BI Sulsel, Rizki Ernadi Wimanda mengatakan, riset dengan topik optimalisasi pemanfaatan rantai dingin produk perikanan tangkap di Sulsel, karena melihat potensi sumber daya perikanan Sulsel yang sangat besar. Sektor perikanan berperan besar dalam perekonomian Sulsel. Di mana, berdasarkan data PDRB Sulsel 2022, peran sub sektor perikanan merupakan yang terbesar terhadap total PDRB sektor Pertanian, Kehutanan dan Perikanan yaitu 39,3%. Di susul sub sektor Tanaman Pangan 29,9%.

Terkait perkembangan kondisi ekonomi terkini, Rizki menyebutkan, ekonomi Sulsel masih dihadapkan dengan sejumlah tantangan, baik dari kondisi ekonomi global maupun domestik. Pertumbuhan ekonomi dunia diperkirakan menurun ke 3,00% (yoy) pada 2024, disebabkan konflik geopolitik (perang Rusia-Ukraina & Israel-Palestina). Sementara tingkat inflasi dunia cenderung masih tinggi.

Baca Juga :   Melayat ke Rumah Duka, Gubernur Andi Sudirman Sampaikan Belasungkawa Berpulangnya Rapsel Ali

Pertumbuhan ekonomi nasional masih terjaga dengan laju pertumbuhan 5,05% di 2023, melambat dibandingkan tahun sebelumnya yang tercatat 5,30%. Laju inflasi nasional 2023 relatif masih terkendali, 2,61% (yoy), masih berada pada sasaran inflasi nasional 2023, 3,0±1%.

Dari sisi domestik, pertumbuhan ekonomi Sulsel triwulan I-2024 diperkirakan tumbuh pada rentang 4,1%-4,9% (yoy), meningkat dibandingkan triwulan IV-2023 sebesar 3,79% (yoy). Sumber pertumbuhan terutama diperkirakan berasal dari peningkatan kinerja sub sektor perikanan, aktivitas kampanye dan Pemilu 2024 serta adanya HBKN Ramadhan yang lebih panjang.

Sementara dari sisi perkembangan harga, inflasi Sulsel pada Januari 2024 secara tahunan tercatat sebesar 2,38% (yoy), lebih rendah dari akhir tahun 2023 dan masih terkendali pada rentang sasaran inflasi nasional 2.5±1% di tahun 2024.

Komoditi penyumbang inflasi pada Januari 2024 bersumber dari kenaikan harga tomat, bawang merah, ikan-ikanan, udang basah, bawang putih, dan cumi.

Asisten II Bidang Ekonomi Pembangunan dan Kesejahteraan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sulsel, dr. Muhammad Ichsan Mustari, menyambut baik upaya BI Sulsel bersinergi dengan pemerintah daerah untuk menyelesaikan sejumlah permasalahan terkait pengembangan ekonomi dengan memberikan rekomendasi kebijakan yang berbasis riset (research-based policy).

Adanya riset mengenai rantai pasok dingin, tentu diharapkan dapat dimanfaatkan Pemprov Sulsel serta stakeholders terkait untuk mendorong pertumbuhan sektor perikanan melalui pengembangan infrastruktur rantai pasok dingin yang lebih optimal.

Dr. Nimmi Zulbainarni, S.Pi, M.Si selaku pemateri menyatakan, terdapat dua hal yang menjadi rekomendasi kepada pemprov Sulsel berdasarkan riset yang telah dilakukan. Pertama, dalam pengembangan rantai pasok dingin, pemerintah dan pihak terkait di Sulsel perlu memprioritaskan investasi untuk peningkatan kapasitas dan penambahan pabrik es.

Kebijakan ini bertujuan mengamankan pasokan es yang stabil, yang krusial untuk menjaga kesegaran ikan khususnya di tingkat nelayan. Namun, Hal ini dihadapkan pada beberapa tantangan, seperti masalah lokasi dan aset, tantangan investasi, isu operasional, serta kecukupan pasokan listrik.

Baca Juga :   HUT ke-54 Astra Motor Manjakan Konsumen dengan Promo Menarik

Kedua, pemerintah dapat mempertimbangkan pengadaan mesin vacuum sealer yang dapat digunakan nelayan atau pengelola TPI untuk meningkatkan kualitas penyimpanan ikan. Penerapan vacuum sealing sebagai langkah dalam proses cold chain dapat meningkatkan umur simpan ikan, menjamin kualitas produk hingga ke konsumen, dan memungkinkan nelayan mencapai pasar lebih luas dengan produk yang lebih tahan lama.

Ke depan, BI Sulsel akan terus mendorong peningkatan sektor perikanan Sulsel melalui implementasi strategi tepat guna dan didukung kebijakan berbasis riset dengan dukungan Lembaga Perguruan Tinggi yang kredibel.

*/Editor : Bali Putra