TOKO KWAN MING BERHARAP BANJIR REJEKI SAAT IMLEK

370
Pemilik Toko Kwan Ming, Ramli Eka Sudarma.

BISNISSULAWESI.COM, MAKASSAR — Tahun Baru Imlek merupakan perayaan terpenting suku Tionghoa di Indonesia. Perayaan tahun baru ini dimulai di hari pertama bulan pertama di penanggalan Tionghoa, dan berakhir dengan Cap Go Meh di tanggal kelima belas.

Melalui perkembangannya dari masa ke masa, dalam ribuan tahun ini semenjak adanya perayaan Tahun Baru Imlek, sejumlah Kebiasaan dan tradisi terbentuk dalam merayakannya. Sebagian besar masih dilakukan sampai saat ini.

Biasanya, beberapa minggu sebelum masuk Imlek, masyarakat suku Tionghoa pun mulai di sibukkan dengan berburu aneka pernak-pernik, yang dibutuhkan sebagai pelengkap untuk menyemarakkan hari raya tersevut. Sepekan sebelum Imlek, terlihat sudah marak orang menjajakan pernak pernik Imlak.

Salah satu tempat yang ketiban rejeki saat Imlek yakni Toko Kwan Ming, yang berlokasi di Jalan Sulawesi Makassar. Menurut Ramli Eka Sudarma selaku pemilik, tokonya mulai berjualan pernak pernik kebutuhan masyarakat suku Tionghoa sejak tahun 2000.

Setiap hari Ramli menjajakan kebutuhan masyarakat Tionghoa. Tapi khusus menjelang Imlek, biasanya rejeki akan datang lebih awal dengan jumlah lebih banyak. Tapi sayangnya, setiap tahun ia merasakan penurunan penjualan untuk setiap item produk yang dijual. Sehingga untuk mengharapkan untuk banyak, bukan menjadi hal mudah.
Salah satu pemicu menurunnya penjualan menurutnya, yakni karena semakin banyaknya pelaku bisnis yang melirik bisnis yang sama, menjual pernak-pernik imlek. Pada sisi lain, konsumen yang membeli pernak pernik Imlek cenderung tidak bertambah, sehingga membuat persaingan semakin ketat.

“Penjualan aksesoris Imlek biasanya meningkat seminggu sebelum Imlek. Rata-rata penjualan kira-kira naik 10 sampai 20 persen dibandingkan hari biasa”. Di luar itu, pemasukan selalu mengalami penurunan, tetapi selalu saja ada yang membeli.

Baca Juga :   Usaha Mikro Makassar Butuh Pelatihan SDM

Beberapa pernak-pernik yang paling banyak diminati masyarakat Tionghoa yang ingin merayakan Imle, diantaranya lampion, dekorasi kertas naga, uang kertas sembahyang, angpao , dupa , hingga beberapa alat-alat untuk keperluan ibadah atau sembahyang lain.
“Toko kami cukup lengkap ketersediaan stok produk aksesoris untuk keperluan Imlek. Harganya cukup bervariatif, mulai Rp 20 ribuan hingga jutaan rupiah.” tegas Ramli./Komang Ayu