Properti Ubah Wajah Kota Makassar

333

BISNISSULAWESI.COM, MAKASSAR —  Jika sektor properti menjadi salah satu cerminan kemajuan pertumbuhan sebuah kota, maka tidak berlebihan apabila belakangan ini hitungan angka pertumbuhan ekonomi di kota Makassar selalu bergerak melebihi angka pertubuhan rata-rata nasional. Denyut sektor usaha properti di kota Makassar dalam kurun lima tahun terakhir terasa kencang sekali.

Pergerakan tersebut secara kasat mata dapat dilihat melalui perubahan fisik di semua penjuru ruang publik ibukota provinsi Sulawesi Selatan seluas lebih 170 Km persegi. Hampir di semua kawasan kota kini telah tumbuh bangunan-bangunan beton di atas 10 lantai.

Tak hanya bangunan-bangunan properti bersifat komersial, seperti pusat-pusat perbelanjaan, perhotelan, apartemen dan sejenisnya yang dibangun menjulang langit. Hal sama juga terlihat dengan pembangunan baru atau renovasi bangunan-bangunan milik pemerintah maupun swasta nonkomersial.

Tiga tahun lalu kehadiran office building Menara Bosowa di kawasan Karebosi, dan Royal Apartemen di kawasan Panakukang merupakan bangunan tertinggi di kota Makassar, masing-masing terdiri atas 23 lantai. Kini, telah digeser dengan kehadiran bangunan menara I apartemen Videview setinggi 30 lantai oleh pengembang nasional Ciputra di kawasan Panakukang.

Rekor bangunan tertinggi di kota Makassar tersebut, tentu saja, segera akan di ambil alih dengan kehadiran superblock St. Moritz yang kini mulai digarap pihak pengembang Lippo Group di arah timur vide viuw, dengan bangunan apartemen Penthahouse and Residence direncanakan sampai setinggi 50 lantai.

Bagi warga yang baru datang kembali setelah 5 tahun lalu meninggalkan kota Makassar, dipastikan akan tersentak menyaksikan perkembangan terutama perubahan wajah fisik kota. Lokasi-lokasi yang dahulu masih merupakan lahan kosong berbelukar, termasuk wilayah-wilayah resapan air umumnya telah berubah menjadi lokasi pemukiman, perkantoran, pertokoan atau pergudangan. Lokasi-lokasi yang lima tahun lalu masih merupakan kawasan kumuh telah ditumbuhi bangunan-bangunan beton menjulang langit.

Baca Juga :   IHSG di Pusaran Tahun Poltik, Perekonomian China dan Kebijakan Bank Sentral Amerika

Kehadiran gedung-gedung tinggi tak hanya tampak di kanan-kiri jalan-jalan poros, tapi juga terlihat tumbuh subur sepanjang tepi-tepi jalan kecil di lokasi-lokasi strategis. Rimba beton bangunan hotel, biro perjalanan, restoran, rumah makan dan pertokoan, contohnya dapat disaksikan di antara jalan-jalan penghubung yang terbilang sempit dari arah jalan-jalan poros — Jalan Jenderal Sudirman, Jalan Ratulangi dan Jalan Sultan Hasanuddin menuju Jalan Penghibur, Jalan Pasar Ikan dan Jalan Ujung Pandang di pesisir Pantai Losari.