BISNISSULAWESI.COM, MAKASSAR – Kehadiran Fintech (financial technologi) diprediksi bakal menggerus kantong laba perbankan. Karena itu, perlu ada strategi khusus untuk mengahadapi era teknologi jasa keuangan tersebut. “Kita akan sosialisasi fintech ini kepada teman-teman media supaya masyarakat bisa mendapatkan pemahaman yang utuh dan komprehensif,” ujar Bambang Kusmiarso, Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) kepada Media Bisnis Sulawesi, belum lama ini.
Selama ini, ia menilai, masih banyak masyarakat yang belum paham tentang Fintech tersebut sehingga perlu diberikan edukasi dan sosialisasi yang lebih massif tentang inovasi jasa keuangan tersebut.
Sejumlah pengamat menilai margin bunga bersih (NIM) bank diproyeksikan akan terus menurun secara bertahap. “”Karena persaingan semakin ketat ke depan terutama dari fintech,” kata Aviliani, pengamat perbankan. Ia menilai, fintech nantinya akan banyak mengambi pangsa pasar kredit UKM bank. Selama ini seperti diketahui, laba bank bisa besar utamanya dari segmen ini.
“Faktor kecepatan dan pemangkasan birokrasi bank selama ini juga menjadi faktor kalangan usaha kecil memilih fintech,” ujar Marzuki DEA, staf pengajar Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Hasanuddin (Unhas) Makassar. Ia menganggap kehadiran fintech suatu keniscayaan yang harus diterima dengan lapang dada oleh kalangan perbankan konvensional. Marzuki pun memperkirakan persaingan di sektor perbankan kedepannya makin ketat. Karena itu, lanjutnya, tidak ada jalan lain, semua pelaku usaha jasa ini harus memutar otak untuk menyajikan inovasi dan pelayanan yang lebih kepada nasabahnya.
Sementara itu, Kepala Group Risiko Perekonomian dan Sistem Keuangan LPS Dody Arifianto memproyeksi kan, pada tahun depan NIM bank akan berada dikisaran 5,2 persen. “Bunga kredit turun seiring dengan biaya dana yang turun,” kata Dody.
Untuk menutupi turunnya margin, bank bisa mencari sumber alternatif sumber pendapatan non bunga (fee based). Sumber pendapatan non bunga ini bisa dari pengembangan produk baru.
Selain itu, efisiensi secara cepat harus mau tidak mau dilakukan bank. Tahun depan, fokus bankir diproyeksi masih akan berkutat pada perbaikan kualitas kredit dan mencoba meningkatkan ekspansi kredit.
***Komang Ayu/Mohamad Rusman.