DPPA Makassar Canangkan Sekolah Ramah Anak

448
Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Tenri A Palallo, bersama Kepala Dinas Pendidikan Makassar Ismunandar, berfoto dengan siswa SMP Negeri 30 Makassar.

BISNISSULAWESI.COM, MAKASSAR – Sekolah Ramah Anak adalah sekolah yang secara sadar, berupaya menjamin dan memenuhi hak-hak anak dalam setiap aspek kehidupan, secara terencana dan bertanggung jawab.
Hal ini yang telah dilakukan Pemerintah Kota Makassar, melalui Dinas Pemberdayaan perempuan dan Perlindungan Anak (DPPA) Makassar, dengan pencanangan sekolah ramah anak, di Sekolah Menangah Pertama (SMP) Negeri 30 Makassar Senin, (09/10/2017).
Pencanangan ini dilakukan di halaman SMP Negeri 30 Makassar, oleh Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DPPA) Tenri A Palallo bersama Kepala Dinas Pendidikan Makassar Ismunandar.
Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DPPA) Tenri A Palallo mengatakan, inisiasi ini sebagai upaya menjadikan seluruh sekolah di Makassar sebagai sekolah ramah anak, baik tingkatan PAUD, TK,SD hingga SMP, agar setiap anak di beri perlindungan, termasuk memberi sarana dan fasilitas pendukung bagi anak.
“Kami inisiasi program ini, agar anak yang ada di sekolah di beri perlindungan, termasuk sarana prasarana pendukung bagi anak,” kata Tenri.
Ditambahkan, untuk menjadikan sekolah ramah anak, tidak hanya memberi perlindungan kepada anak, tapi hak terhadap anak juga diberikan. Seperti penyediaan toilet wanita dan pria yang terpisah, tangga dan penyediaan pintu darurat jika terjadi bencana, termasuk kantin dan penyediaan makanan yang sehat.
Sementara itu, Kepala Sekolah SD Negeri 30 Makassar Hijriah Enang mengapresiasi langkah Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak. Selain menjadikan contoh di sekolahnya, juga memberi perlindungan bagi anak didiknya yang ada sekolah.
“Saya apresiasi langkah ini, luar biasa, semoga bisa menjadikan contoh sekolah lain untuk menerapkan sekolah ramah anak,” ujar Hijriah.
Dalam usaha mewujudkan Sekolah Ramah Anak, perlu didukung oleh berbagai pihak, antara lain keluarga dan masyarakat yang sebenarnya merupakan pusat pendidikan terdekat anak. Lingkungan yang mendukung, melindungi memberi rasa aman dan nyaman bagi anak, akan sangat membantu proses mencari jati diri.
(*)

Baca Juga :   Tiga RS Pemprov Sulsel Raih Akreditasi Paripurna dari LAM-KPRS