Waspadai Inflasi Meningkat di Periode Hari Raya

155
Pertemuan tingkat tinggi TPID dan TP2DD yang dilaksanakan Pemprov Sulsel dan BI Sulsel di ruang pola Kantor Gubernur Sulsel, Rabu (06/03/2024). POTO : ISTIMEWA

 

BISNISSULAWESI.COM, MAKASSAR – Periode Hari Besar Keagamaan Nasional (HKBN), Ramadan dan idul Fitri 2024, patut diwaspadai dalam upaya pengendalian inflasi daerah. Pasalnya, jika melihat pola historis tahun sebelumny (2022-2023, red), peningkatan inflasi umumnya terjadi pada periode Ramadan sebagai dampak meningkatnya permintaan masyarakat.

Sejumlah komoditas, secara konsisten menyumbang inflasi pada Ramadan dan ldul Fitri. Seperti daging ayam ras, telur ayam ras dan minyak goreng.

Itu terungkap pada pertemuan Tim Pengendalian lnflasi Daerah (TPID) dan Tim Percepatan dan Perluasan Digitalisasi Daerah (TP2DD) yang dilaksanakan Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan (Pemprov Sulsel)  dan Bank Indonesia Provinsi Sulawesi Selatan (BI Sulsel) di ruang pola Kantor Gubernur Sulsel, Rabu (06/03/2024).

Dalam pertemuan yang juga dihadiri Penjabat (Pj) Gubernur Sulsel, Bahtiar Baharuddin didampingi Plh. Sekretaris Daerah Sulsel, Forkopimda, Bupati/Walikota, Kemenkeu, OJK dan LPS juga terungkap, tren peningkatan harga beras yang terus berlanjut hingga awal 2024. Fenomena El Nino pada 2023, berdampak pergeseran musim tanam sehingga puncak panen padi baru akan dimulai April 2024.

Tren peningkatan harga beras terus berlanjut hingga awal 2024, berisiko memberikan tekanan inflasi lebih tinggi di tengah tingginya permintaan masyarakat pada momen Ramadan yang mulai berjalan Maret 2024. POTO : ILUSTRASI, ISTIMEWA

Kondisi ini berisiko memberikan tekanan inflasi lebih tinggi di tengah tingginya permintaan masyarakat pada momen Ramadan yang mulai berjalan Maret 2024. Sementara, untuk mendorong perekonomian yang berdaya tahan, sasaran inflasi ditargetkan menurun.

Plh. Kepala Perwakilan BI Sulsel, Rudi Bambang Wijanarko menyebutkan, fokus utama pengendalian inflasi diarahkan pada tekanan inflasi pangan yang terjaga rendah dan stabil, kurang dari 5%. Hal ini dikarenakan kestabilan harga pangan menjadi kunci stabilitas ekonomi.

Perkembangan lnflasi Sulsel Februari 2024 tercatat 2,93% (yoy) atau berada dalam rentang sasaran inflasi Nasional. Namun, tekanan inflasi pada Kelompok Makanan, Minuman dan Tembakau, disebut masih berada di level tinggi, 6,58% (yoy) sehingga penguatan sinergi pengendalian inflasi di daerah perlu terus didorong, terutama menjelang Ramadan dan ldul Fitri.

Baca Juga :   Sebanyak 580 Lulusan UT Makassar Ikuti Upacara Penyerahan Ijazah 2019

Merespons perkembangan inflasi dan isu strategis lain terkait ETPD dan investasi, Pj Gubernur Sulsel, Bahtiar Bahharuddin menyampaikan arahan strategis sekaligus komitmen mendukung kebangkitan ekonomi Sulsel 2024. Ada 5 poin utama disampaikan Pj Gubernur, fokus pengendalian inflasi secara end-to-end, optimalisasi pemanfaatan Kredit Usaha Rakyat (KUR) untuk pengembangan sektor pertanian dan mendorong komitmen realisasi transaksi KKPD oleh seluruh kabupaten/kota.

Juga mengeratkan kolaborasi BI Sulsel dan Pemda melalui pemetaan potensi investasi potensial serta mendorong penguatan peran Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) di Sulsel dalam pengembangan ekonomi daerah.

“BI Sulsel sangat banyak berbuat mendukung pengembangan ekonomi daerah. Kami berharap sinergi erat terus terjaga sehingga mampu melanjutkan berbagai capaian prestasi di 2024, baik penghargaan di tingkat TPID maupun TP2DD terbaik,” ujar Bahtiar.

Editor : Bali Putra