BISNISSULAWESI.COM, MAKASSAR – Universitas Hasanuddin melalui Pusat Penelitian Opini Publik pada Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) bekerjasama dengan Deputi Pemberdayaan Pemuda dan Olahraga Kemenpora RI menyelenggarakan dialog nasional kepemudaan, Kamis (24/10/2024). Bertema “Independensi dan Integritas Pemuda Pada Pilkada Serentak Tahun 2024”, kegiatan ini berlangsung pukul 13.30 Wita di Gedung Ipteks, Kampus Unhas Tamalanrea.
Hadir sebagai narasumber Dr. H. Amar Ahmad, M.Si (Asisten Deputi Pemberdayaan Pemuda Kemenpora RI), Prof. Dr. H. M Arfin Hamid, S.H., M.H (Akademisi Unhas), Hasbullah, S. Sos., M. Kesos (Ketua KPU Provinsi Sulsel), Dr. Najib Azca (Dosen FISIPOL UGM) dan Perwakilan BEM Unhas.
Sekretaris Universitas Prof. Ir. Sumbangan Baja, M.Phil., Ph.D., mengatakan, kegiatan bertujuan memberikan gambaran tentang peran aktif pemuda dalam pemilu dan memastikan proses demokrasi berjalan dengan adil dan jujur.
Pemuda diharapkan menjadi agen perubahan yang mampu menahan diri dari pengaruh negatif, seperti politik uang dan kampanye hitam yang berpotensi merusak kualitas demokrasi.
“Fenomena politik masih diwarnai perilaku politik yang tidak kondusif terhadap perkembangan demokrasi. Melalui kegiatan ini, diharapkan bisa memberikan pemahaman pentingnya peran pemuda dalam pemilu,” jelas Prof Sumbangan.
Tidak hanya itu, juga memetakan berbagai masalah kedaulatan yang muncul pada Pilkada 2024 yang mempengaruhi independensi dan integritas pemilih pemula dan muda. Sekaligus meningkatkan kepedulian pemilih pemula dan pemilih muda, berpartisipasi aktif dalam Pilkada 2024 sebagai wahana perwujudan kedaulatan pemuda.
Partisipasi pemilih pada pemilu dari waktu ke waktu memperlihatkan adanya kondisi yang stagnan. Apalagi dikaitkan dengan partisipai pemilih pada kelompok pemilih pemula dan muda, maka akan tergambar bahwa dinamika politik pemuda juga masih memperlihatkan kondisi yang stagnan.
Hasil studi mengenai kelompok milenial, mengisyaratkan adanya perilaku a-politik (tidak senang dengan politik) dikalangan milenial. Sehingga hal ini, juga berpotensi untuk menciptakan partisipasi politik yang cenderung stagnan pada Pilkada tahun 2024. Padahal Pilkada kali ini, dinilai banyak kalangan sebagai wahana konsolidasi demokrasi yang menentukan arah perkembangan demokrasi Indonesia di masa datang.
Editor : Bali Putra