Tumbuh 8,93 Persen, DPK Perbankan di Sulsel Capai Rp129,53 Triliun

172
KETERANGAN POTO : Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan, Muhammad Ilyas (kiri) berbincang dengan, Direktur Pengawasan Lembaga Jasa Keuangan OJK Sulselbar, Budi Susetiyo (kedua kanan), Kepala Kantor Perwakilan LPS III, Fuad Zaen (kanan) dan Ketua Asosiasi Asuransi Umum Indonesia Sulsel, Firman (kedua kiri) : POTO : ISTIMEWA

 

BISNISSULAWESI.COM, MAKASSAR – Total aset perbankan di Sulawesi Selatan (Sulsel) mengalami pertumbuhan positif sebesar 8,42 persen (yoy) dengan nominal mencapai Rp192,76 triliun. Terdiri aset Bank Umum Rp189,01 triliun dan aset BPR Rp3,75 triliun. Pertumbuhan positif juga terjadi pada Dana Pihak Ketiga (DPK) sebesar 8,93 persen (yoy) dengan nominal mencapai Rp129,53 triliun. Adapun kredit yang disalurkan tumbuh tinggi sebesar 10,08 persen (yoy) dengan nominal mencapai Rp159,49 triliun.

Kantor Otoritas Jasa Keuangan Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barata (OJK Sulselbar) mencatat, bukan hanya sektor perbankan, namun secara keseluruhan sektor jasa keuangan di  Sulsel tetap terjaga dan stabil. Tercermin dari pertumbuhan kinerja keuangan secara tahunan atau year on year (yoy), kemudian peningkatan fungsi intermediasi dan non performing loan (NPL) yang terkendali.

Realisasi kredit kepada UMKM di Sulsel tumbuh sebesar 8,88 persen (yoy) menjadi Rp60,73 triliun dengan share sebesar 38,81 persen dari total kredit yang disalurkan Bank Umum di Sulawesi Selatan. Pertumbuhan tertinggi terdapat pada kredit usaha mikro 17,60 persen menjadi Rp33,77 triliun dengan share sebesar 55,60 persen dari total kredit UMKM. Secara total, kredit UMKM telah disalurkan kepada 914.525 debitur dengan tingkat NPL terkendali pada level 5,26 persen.

Sejalan dengan kinerja perbankan Sulsel, kinerja industri perbankan di wilayah Sulampua (Sulawesi, Maluku dan Papua) juga tumbuh pada total Aset, DPK dan kredit masing-masing sebesar 8,07 persen, 7,35 persen dan 9,56 persen dengan tingkat intermediasi loan to deposit ratio (LDR) 124,49 persen dan non performing loan (NPL) yang terjaga di angka 2,81 persen.

Perbankan Syariah turut menunjukkan pertumbuhan positif sebesar 15,63 persen menjadi Rp14,72 triliun, dengan penghimpunan DPK yang tumbuh sangat tinggi 21,11 persen menjadi Rp10,72 triliun dan penyaluran pembiayaan yang juga tumbuh sebesar 15,69 persen menjadi Rp12,42 triliun. Tingkat intermediasi perbankan Syariah juga berada pada level 115,84 persen dengan tingkat NPF pada level aman 2,60 persen.

Baca Juga :   Perbaikan Rujab Belum Rampung, Wagub Sulsel Tinggal di Rumah Mertua

Editor : Bali Putra