BISNISSULAWESI.COM, MAKASSAR – Pertumbuhan ekonomi nasional diperkirakan menurun pada triwulan II / 2020, meskipun perkembangan terkini menunjukkan tekanan mulai berkurang.
Direktur Kepala Grup Advisory dan Pengembangan Ekonomi BI Sulsel, Endang Kurnia Saputra mengatakan, ekspor saat ini menurun sejalan dengan kontraksi perekonomian global. Sementara konsumsi rumah tangga dan investasi menurun sejalan dampak kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang mengurangi akitivitas ekonomi.
“Perkembangan bulan Mei 2020 mengindikasikan tekanan terhadap perekonomian domestik mulai berkurang. Kontraksi ekspor terlihat tidak sedalam prakiraan sebelumnya, sejalan peningkatan permintaan dari Tiongkok,” jelasnya.
Lanjut Adang, panggilan akrab Endang Kurnia Saputra, beberapa indikator dini permintaan domestik juga mengindikasikan perekonomian telah berada di level terendah, dan mulai memasuki tahapan pemulihan, seperti tercermin
dari penjualan semen, penjualan ritel, PMI, dan ekspektasi konsumen yang lebih baik dari capaian bulan sebelumnya.
Bank Indonesia memperkirakan, proses pemulihan ekonomi mulai menguat pada triwulan III 2020, sejalan dengan relaksasi PSBB sejak pertengahan Juni 2020, serta stimulus kebijakan yang ditempuh.
“Pertumbuhan ekonomi Indonesia diprakirakan menurun pada kisaran 0,9%-1,9% pada 2020, dan kembali meningkat pada kisaran 5,0%-6,0% pada 2021. Itu didorong dampak perbaikan ekonomi global dan stimulus kebijakan Pemerintah dan Bank Indonesia,” ungkap Adang.
Ke depan, Bank Indonesia terus memperkuat sinergi dengan pemerintah dan otoritas terkait, agar berbagai kebijakan yang ditempuh dapat semakin efektif dalam mendorong pemulihan ekonomi, selama dan pasca Covid 19.
Nur Rachmat