Timur Tengah Memanas, Emas Dunia Memuncak

762

 

Oleh :

Adriyan Sayed. MM., CES., CSA

Lecturer of The Indonesia Capital Market Institute (TICMI)

 

HAMPIR dua pekan, berlangsung perang antara pasukan Hamas dan tentara Israel di jalur Gaza dan telah menghancurkan infrastruktur dan menewaskan ribuan orang di kedua belah pihak. Kondisi ini diperparah ikut sertanya beberapa negara mendukung pihak-pihak berseteru.

Perang yang terjadi saat ini dianggap luar biasa dan penuh kebrutalan sehingga memantik kemarahan dan empati masyarakat dunia dari berbagai kalangan dan keyakinan, apalagi setelah pemboman Israel di RS Al-Ahli Al-Arabi yang menewaskan hampir 600 orang Palestina.

Meningkatnya tensi ketegangan di Timur Tengah juga menjalar ke perekonomian dunia. Di mana salah satu indikator ekonomi dunia yaitu harga emas dunia (Gold) telah memberikan sinyal bahwa kondisi ekonomi dunia sedang tidak baik-baik saja, alias tersengat konflik Israel Vs Palestina. Harga emas terpantau menguat signifikan dalam tempo beberapa hari pascaserangan 7 Oktober 2023.

Sebagaimana diketahui, emas adalah Safe Haven asset yang diburu trader maupun masyarakat jika terjadi ketidakpastian atau ancaman berskala global. Seperti grafik di bawah ini, ada tiga momen penting menyebabkan harganya all time high (tertinggi) selama periode 2020 hingga sekarang.

Pertama, ketika wabah Covid-19 melanda dunia, harga emas kala itu menyentuh level $ 2100 T/oz. Kedua, perang Rusia Vs Ukrania pada Februari 2022, harga emas juga melewati level $ 2000 T/oz, dan ketiga, ketika Silicon Valley Bank di Amerika dinyatakan kolaps.

Harga emas dunia, saat ini berada di range $ 1960, di mana seminggu sebelumnya di posisi $ 1823 atau naik 7,5%. Jika dicermati secara teknikal, harga emas dunia berpotensi naik hingga level $ 2000 T/oz sebagai resistant berikutnya.

Meski emas tergolong aset lindung nilai (hedging) saat kondisi dunia tidak menentu (uncertainly), sebenarnya saat ini terjadi sedikit anomali, di mana pada saat bersamaan Indeks Dolar juga menguat pada level 106,00 – 106,88. Pernah berada pada level 114 di medio 2022 ketika Amerika mengalami hyper inflation akibat suku bunga tinggi dan melambungnya harga komoditas dunia.

Sesuai trade interest, harga emas dunia akan mengalami pelemahan ketika kurs Dolar menguat. Seperti kita ketahui, saat ini The Fed sebagai regulator Bank Sentral Amerika masih bersikukuh dengan kebijakan Hawkishnya yang menyebabkan posisi Dolar Amerika masih perkasa di banding mata uang lain di dunia. Termasuk Rupiah yang saat ini terkapar melawan Greenback dengan kurs 15,838. (Sumber : Bank Indonesia)

Dengan penjelasan di atas, dapat dipahami kondisi di Timur Tengah sudah sangat berbahaya bagi keamanan dunia dan dapat memicu konflik perang terbuka antarnegara pendukung. Hal itu sangat terlihat dari anomali pergerakan harga emas dunia yang demand nya terus meningkat, padahal Dolar sebagai alat transaksi perdagangannya sedang mahal mahalnya. *