BISNISSULAWESI.COM, MAKASSAR – Pemerintah Sulawesi Selatan (Sulsel) menggelar forum komunikasi dan temu bisnis dengan Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng) di Hotel Claro Makassar, Kamis (23/11/2023). Mempertemukan sedikitnya 40 pelaku usaha dari kedua provinsi, untuk menjalin kerjasama perdagangan atau sebagai mitra perdagangan dengan konsep Business to Business (B to B). Dalam kegiatan yang berlangsung sehari, terjadi transaksi Rp1,08 miliar.
Kepala Bidang Perdagangan Luar Negeri Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Sulsel, Dewa Nyoman Mahendra yang menjadi ketua panitia menyebutkan, forum komunikasi dan temu bisnis digelar untuk menindaklanjuti kesepakatan bersama gubernur seluruh Indonesia selaku anggota Asosiasi Pemerintah Provinsi Seluruh Indonesia (APPSI) tentang kerjasama perdagangan produk unggulan antardaerah.
“Menindaklanjuti kesepakatan tersebut, digelar lah forum komunikasi dan temu bisnis ini,” ujar Dewa Mahendra
Dikatakan, selain transaksi antarpelaku usaha, pada kegiatan tersebut juga dilaksanakan penandatanganan kesepakatan antara Kepala Disperindag Sulsel, H. Ahmadi Akil, SE, MM dengan Plh. Kepala Disperindag Sulteng, Drs. Dahri Saleh, M.Si.
“Kegiatan ini bertujuan, menciptakan jaringan perdagangan yang solid guna menjamin ketersediaan komoditas antarkedua provinsi. Mempromosikan produk-produk unggulan, meningkatkan nilai transaksi perdagangan, meningkatkan pertumbuhan ekonomi serta diharapkan dapat meningkatkan ketahanan pangan di masing-masing daerah,” tambah Dewa Mahendra.
Selain pelaku bisnis dari kedua provinsi, forum komunikasi dan temu bisnis juga melibatkan, unsur OPD Sulteng diantaranya Disperindag, Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura, Dinas Perkebunan dan Peternakan. Hadir juga Perusda, Kadin dan Hipmi yang notabena mitra pemerintah.
“Keseluruhan peserta yang terlibat sekitar 200 orang,” katanya.
Komoditi yang diperdagangkan antara lain komoditi pertanian dan hortikultura, perkebunan, peternakan, perikanan dan produk pangan olahan
Sementara itu, Plh Kepala Disperindag Sulsel, Drs. Dahri Saleh, M.Si. menyebutkan, temu usaha ini untuk mengkomunikasikan dan menjembatani pelaku usaha, baik petani, kelompok tani, pengumpul, penjual sebagai sarana mediasi dan sharing pengalaman, sebagai sarana mendapatkan informasi pasar antarkedua daerah dan diharapkan kegiatan ini bukan hanya bermanfaat dari sisi ekonomi, akan tetapi berdampak lebih luas yaitu silahturahmi, kemitraan, motivasi dan sharing konstruktif antarkedua daerah.
Sulteng kata Dahri, saat ini sedang menjadi pusat perhatian daerah tujuan investasi yang menjanjikan. Karena memiliki banyak potensi kekayaan diantaranya sektor minerba dengan delapan jenis tambang, kemudian ditunjang sektor pertanian, perkebunan, kehutanan, peternakan, perikanan, kelautan dan pariwisata.
Namun demikian menjadi suatu anomali bahwa dengan berbagai potensi tersebut, ternyata belum mampu mengangkat derajat kesejahteraan dan daya saing Sulteng. Di sisi lain dengan pertumbuhan industri pengolahan mineral yang begitu pesat, mengakibatkan kebutuhan pangan meningkat.
Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, Sulteng butuh pasokan pangan dari daerah sekitar termasuk dari Sulsel. Karenanya, temu bisnis dinilai strategis membangun kolaborasi dan sinergi kedua daerah untuk meningkatkan kerjasama perdagangan.
“Sehingga dapat berimplikasi pada penurunan kemiskinan, peningkatan kesejahteraan, daya saing dan percepatan perekonomian serta meningkatkan kemandirian pangan dua daerah,” ujarnya.
Ia berharap, melalui temu bisnis, tercapai kesepakatan dagang baru, rencana baru dan terwujud transaksi dagang secara riil.
Bali Putra