BISNISSULAWESI, MAKASSAR — Setelah hampir 34 tahun meniti karir di Bank Indonesia (BI) yakni sejak 1984 diantaranya di Area Riset Ekonomi dan Kebijakan Moneter, Isu-isu Internasional, Transformasi Organisasi dan Strategi Kebijakan Moneter, Pendidikan dan Riset Kebanksentralan, Pengelolaan Devisa dan Utang Luar Negeri, serta Kepala Biro Gubernur, Perry Warjiyo akhirnya dilantik Ketua Mahkamah Agung Muhammad Hatta Ali sebagai Gubernur BI per 3 April 2018. Perry dilantik sebagai Gubernur BI periode 2018-2023 menggantikan Agus D.W. Martowardojo yang mengakhiri masa jabatan per 24 Mei 2018. Dia merupakan tokoh internal pertama Bank Sentral yang diusulkan Presiden sebagai Gubernur BI sejak 2003
Saat pelantikan, ada pesan besar dari perlemen (DPR) kepada dirinya agar menjaga stabilitas perekonomian nasional dalam menghadapi gejolak ekonomi global.
“Saya sebenarnya orang lama di BI, dan pada 3 April 2018 dilantik menjadi Gubernur BI. Saat itu berpeAyU DPR kepada saya untuk menjaga stabilitas perekonomian nasional dalam menghadapi gejolak ekonomi global. Menurut saya, itu tugas dan tantangan berat. Tetapi, saya harus jalankan untuk memajukan prekonomian Indonesia,” ujar Perry saat di temui di sela-sela acara Pelantikan Pengurus Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) Cabang Makassar periode 2019-2022 di The Rinra Hotel Makassar, Kamis(31/1) .
Sebagai Gubernur BI, pria kelahiran 25 Februari 1959 memandang penting adanya sinergi yang kuat antarpihak seperti antara Bank Indonesia, Pemerintah, dan lembaga negara lain. Diakui, adanya sinergi yang kuat selama ini telah mampu menjaga stabilitas perekonomian Indonesia, di tengah tinggi tekanan global.
“Saya yakin, dengan memperkuat sinergi, meski tekanan global masih berlangsung, ekonomi Indonesia akan tumbuh lebih tinggi dengan stabilitas terjaga,” sebut Gubernur BI yang lahir dari keluar petani.
Khusus perekonomian di Sulawesi Selatan, Perry menyebutkan beberapa potensi ekonomi yang dapat dikembangkan. Salah satunya, fungsi Makassar sebagai hub Kawasan Indonesia Timur. Secara keseluruhan Sulawesi dikatakan memiliki potensi pertumbuhan yang tinggi. Potensi akan tergarap maksimal dengan meningkatkan pengembangan manufaktur, pariwisata, UMKM, dan ekonomi syariah. Pengembangan-pengembangan tersebut diharapkan akan mampu meningkatkan pertumbuhan ekonomi Makassar maupun Sulawesi secara umum.
Hal sama juga ditekankan pada ISEI. Sebagai Ketua Umum ISEI, Perry menekankan pentingnya memperkuat sinergi antarunsur ISEI dalam mendukung perekonomian. Tak hanya di pusat, ISEI di daerah juga harus memperkuat organisasi agar mewakili aspek ABG (Akademisi, Bisnis (dunia usaha), dan Government (pemerintah/pembuat kebijakan).
“ISEI harus dapat memberi rekomendasi kepada pembuat kebijakan maupun pelaku usaha, serta memperkuat komunikasi,” ujarnya seraya menyebutkan, sebagaimana visi ISEI, memberi kontribusi nyata bagi perekonomian daerah maupun nasional. /Komang AyU