BISNISSULAWESI.COM, MAKASSAR– Intermediasi perbankan di Sulsel masih berjalan baik pada Januari 2018. Terlihat dari Loan to Deposit Ratio (LDR) Bank Umum yang tercatat masih tinggi, sebesar 131,7 persen, meningkat dibandingkan bulan lalu 129,6 persen. Peningkatan LDR didorong oleh kredit yang tumbuh 8,3 persen (yoy), lebih tinggi dibanding DPK yang tercatat melambat dari bulan sebelumnya menjadi 2,8 persen (yoy). Perlambatan DPK terutama disebabkan penurunan DPK sektor pemerintah sesuai dengan polanya pada awal tahun.
“Kredit perbankan di Sulsel tetap tumbuh meskipun sedikit lebih rendah dibanding bulan sebelumnya. Sesuai polanya, kredit Bank Umum di Sulsel pada Januari 2018 tercatat tumbuh 8,3 persen (yoy), sedikit lebih rendah dibandingkan pertumbuhan Desember 2017, 8,9 persen (yoy),” ungkap Kepala Perwakilan Bank Indonesia Sulsel, Bambang Kusmiarso.
Sementara itu, kredit modal kerja dan konsumsi masing-masing tumbuh sebesar 10,3 persen (yoy) dan 10,9 persen (yoy), sedikit lebih rendah dibanding pertumbuhan bulan sebelumnya yang tercatat 11,6 persen (yoy) dan 11,4 persen (yoy).
Kalau kredit investasi masih mengalami kontraksi sebesar -1,4 persen (yoy), namun sedikit membaik dibanding kontraksi bulan sebelumnya -1,9 persen (yoy).
Pertumbuhan positif juga terjadi pada kredit Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) dibanding bulan sebelumnya. Kredit UMKM Januari 2018 tumbuh 9,4 persen (yoy), lebih tinggi dibanding bulan sebelumnya 8,3 persen (yoy). Peningkatan kredit UMKM terutama terjadi pada kredit mikro dan kredit menengah yang meningkat dari 14,3 persen (yoy) dan 5,3 persen (yoy) pada Desember 2017 menjadi 15,8 persen (yoy) dan 9,4 persen (yoy) pada Januari 2018. Sementara kredit kecil tercatat tumbuh 4,6 persen (yoy) lebih rendah dibanding pertumbuhan Desember 2017, 6,6 persen (yoy).“Melihat pertumbuhan kredit tersebut, pangsa kredit UMKM terhadap total kredit tetap tinggi mencapai 31,7 persen,” sebut Bambang.
Jika dilihat dari lapangan usaha, pertumbuhan kredit UMKM tertinggi terdapat pada lapangan usaha penyediaan akomodasi dan penyediaan makan minum, 26,7 persen (yoy), disusul lapangan usaha pertanian, perburuan dan kehutanan, 26,4 persen (yoy) dan lapangan usaha perikanan, 25,8 persen (yoy).
Di pihak lain, suku bunga perbankan di Sulsel terus menunjukkan trend penurunan sebagai respon kebijakan BI 7-day Reverse Repo Rate. Januari 2018, rata-rata tertimbang suku bunga DPK perbankan di Sulsel menurun 39 bps (yoy) dibandingkan Januari 2017, diikuti penurunan rata-rata tertimbang suku bunga kredit 65 bps (yoy). Dengan penurunan suku bunga tersebut maka rata-rata tertimbang suku bunga DPK perbankan di Sulsel tercatat 2,90 persen, sementara rata-rata tertimbang suku bunga kredit tercatat 11,51 persen./KOMANG AYU