BISNIS SULAWESI, MAKASSAR – Semenjak Pemerintah menyerukan imbauan untuk menghindari kerumunan dan melakukan social distancing (atau yang kini dikenal dengan nama physical distancing), untuk memperlambat penyebaran Covid-19, terjadi perubahan perilaku di masyarakat.
Masyarakat lebih banyak menghabiskan aktivitasnya di rumah, dan melakukan komunikasi dari jarak jauh. Perubahan ini tidak hanya sekadar mempengaruhi kebiasaan, namun juga memberikan dampak yang cukup besar.
Di Makassar, semenjak hal ini terjadi, banyak warga kelas menengah ke bawah yang tersendat penghasilannya. Mereka yang bekerja di sektor informal mengalami penurunan pendapatan, padahal kebutuhan setiap harinya terus berjalan.
Berangkat dari keperihatinan akan kondisi tersebut, Sikola Mangkasara mengadakan sedekah beras. Sikola Mangkasara merupakan sebuah lembaga pemberdayaan anak di Rappokalling, Kecamatan Tallo, Kota Makassar.
Sekolah non formal ini didirikan Sri Rahmi, yang juga penerima beasiswa Bakrie Graduate Fellowship dari Bakrie Center Foundation, sebagai bentuk niatnya mewadahi anak-anak miskin perkotaan, dan menggali potensi serta kreativitas mereka untuk meraih masa depan yang cemerlang.
“Beras hasil donasi para donatur diberikan kepada para janda, kaum dhuafa, pemulung, supir bentor, tukang becak, dan warga dhuafa lainnya yang berada di wilayah Sikola Mangkasara berada,” ungkap Sri Rahmi.
Menurutnya, kegiatan dilakukan di Kelurahan Rapokalling karena daerah ini merupakan banyak sekali warga masyarakat miskin perkotaan. Dan yang menjadi penerima bantuan adalah janda, jompo, dhuafa, para pemulung, supir bentor, tukang becak dan warga dhuafa lainnya.
Nur Rachmat