// ]]> -->
BISNISSULAWESI.COM, MAKASSAR – Balai Besar KIPM Makassar sebagai salah satu unit pelaksana teknis Kementerian Kelautan dan Perikanan yang melakukan sertifikasi ekspor komoditi perikanan di Sulawesi Selatan, melaksanakan pengendalian sistem perkarantinaan ikan, serta pengendalian sistem jaminan mutu dan keamanan hasil perikanan. Dari hasil pengendalian tersebut, Balai Besar KIPM Makassar mencatat volume ekspor komoditi perikanan pada Semester I/2022, sebesar 90.408 ton atau senilai Rp 4,4 Triliun. Bila dibandingkan periode sama tahun sebelumnya, volume ekspor komoditi perikanan meningkat 4,6% dari volume ekspor Semester I/2021 yang hanya 86.420 ton.
Kepala Balai Besar KIPM Makassar, Sitti Chadidjah menyebutkan, peningkatan volume ekspor komoditi perikanan Sulawesi Selatan mengindikasikan adanya perbaikan iklim usaha pada sektor perikanan di daerah ini dibanding tahun sebelumnya.
Lima komoditi perikanan yang menjadi andalan ekspor Sulawesi Selatan diantaranya rumput laut, karaginan, udang vannamei, gurita, dan tuna yang diekspor ke 40 negara di lima benua di seluruh dunia.
“Peran Balai Besar KIPM Makassar untuk menjaga produk perikanan Sulawesi Selatan dalam pemenuhan persyaratan impor negara tujuan sangat penting untuk meningkatkan kepercayaan dunia terhadap produk perikanan asal Sulawesi Selatan. Semoga peningkatan ekspor komoditi perikanan ini berpengaruh positif terhadap peningkatan kesejahteraan pembudidaya ikan dan nelayan di provinsi Sulawesi Selatan,” ungkap Sitti.
Sementara itu, berdasarkan data Balai Besar KIPM Makassar, ada 40 negara yang menjadi tujuan ekspor perikanan Sulsel pada semester I/2022. Namun, yang termasuk lima besar Negara tujuan ekspor perikanan Sulsel diantaranya China (70.999 ton), Jepang (2.811 ton), Amerika Serikat (2.427 ton) Korea Selatan (2.109 ton), dan Perancis (1.775 ton).
Bali Putra
