BISNISSULAWESI.COM, MAKASSAR — Memulai karir sebagai profesional tahun 1970-an di Johnson & Johnson, dengan jabatan terakhir sebagai Marketing Director. Kini Djoko Tata Ibrahim dipercaya memegang amanah sebagai Deputy CEO PT Smartfren.
Sebelum bergabung di perusahaan operator seluler, diakuinya, lebih banyak berkecimpung dalam industri fast moving consumer goods. Setelah Johnson & Johnson, bapak yang hobi membaca ini, memimpin perusahaan nasional Tigaraksa Satria. Terakhir membentuk perusahaan distribusi Intermas Tata Trading.
Saat pertama kali perusahaan seluler Smart dibangun, Djoko pun diajak bergabung, membesarkan perusahaan operator seluler ini di Indonesia. ” Sejak awal saya ikut membangun Smartfren, dengan konsep yang agak unik dibandingkan perusahaan lain tempat saya bekerja,” ujarnya.
Jika dulu masih berjalan dengan teknologi CDMA, kini menurut Djoko, Smartfren telah menjadi pelopor dalam peningkatan teknologi komunikasi di Indonesia. Saat orang baru mulai menggunakan 3G, Smartfren telah lebih dulu melangkah. Sekarang pun, perusahaan ini hanya berjalan dengan teknologi 4G, dan telah meninggalkan 3G dan 2G.
“Pencapaian 2017 kemarin, agak stabil. Pasar juga agak kompetitif. Secara umum pasar komunikasi ini tidak banyak tumbuhnya, masih single digit. Kami mencoba tumbuh lebih baik lagi. mencoba lebih agresif menggarap pasar ini,” tututnya optimis. /Nur Rachmat