Oleh: Hamdan Juhannis
Saya pastinya selalu menaruh optimisme jauh di atas dari rasa pesimis untuk secepatnya keluar dari jurang pandemi corona. Saya sepenuhnya meyakini semua masih mencintai kehidupan ini.
Saya percaya negara melakukan yang terbaik untuk mengurus keselamatan rakyatnya. Saya percaya negara memastikan keberlanjutan hajat hidup rakyat banyak. Saya percaya pemerintah akan menjamin bahwa orang-orang yang menjadi susah hidupnya dengan wabah ini adalah prioritas utama penanganan, apapun caranya karena itulah tujuan pemerintahan diadakan.
Saya sangat percaya pemerintah tidak akan setengah hati dalam penanganan orang yang terjangkit. Saya percaya fasilitas dan alat-alat kesehatan utama yang dibutuhkan untuk penanganan pasien akan segera disediakan secara maksimal oleh pemerintah, apapun caranya karena untuk itulah pemerintahan itu dihadirkan.
Saya pastinya percaya dokter dan paramedis sepenuh hati bekerja untuk menangani pasien, lihatlah sampai diri mereka pun menjadi tumbal dari virus ini karena itu adalah pertanggungjawaban tugas kemanusiaan di atas dari segalanya, yang telah diucapkannya sebagai sumpah.
Saya percaya masyarakat memiliki kesadaran untuk melakukan segalanya untuk mengatasi wabah ini demi mereka juga. Saya percaya bahwa mereka telah melihat bukti di depan mata mereka, perginya orang- orang terdekat mereka, tersebarnya photo dan video yang meninggalkan duka mendalam karena keganasan virus ini, yang sakit terisolasi dan yang meninggal dimakamkan tanpa kehadiran orang-orang tercinta mereka.
Saya percaya bahwa orang tinggal di rumah akan semakin banyak, dan yang harus berada di luar rumah akan mengikuti aturan, untuk tidak membuat virus ini semakin merajalela. Saya percaya orang- orang yang saya temukan di jalan raya tanpa masker saat berinteraksi atau tanpa menjaga jarak akan segera menggunakannya dan mematuhinya, karena mereka semakin sadar sekiranya diri mereka terjangkit dan efek buruk kalau mereka yang menjadi ‘carrier’ yang bisa saja tanpa gejala.
Saya percaya aparat keamanan akan semakin bertindak tegas, membubarkan keramaian dan kumpulan orang-orang yang merasa seperti tidak terjadi apa-apa. Saya percaya mereka akan bekerja maksimal menjaga perbatasan wilayah dan kota untuk mencegah keluar masuknya orang yang bisa memperparah endemi virus.
Saya percaya polisi sebagai alat negara memiliki 1001 jurus yang harus segera dikeluarkan untuk menjalankan tugas melindungi, mengayomi, dan melayani masyarakat yang menjadi jargon profesinya karena semua ini demi keselamatan kehidupan. Termasuk saya percaya bahwa mereka akan menggunakan kekuatan daya paksa mereka untuk keteraturan dan sesekali untuk ‘shock therapy’ bagi masyarakat.
Saya percaya semua di atas, karena virus corona sendiri memberi kita pelajaran terpenting untuk membangun kepercayaan atau keyakinan. Kita semua mempercayai wabah virus ini, padahal kita tidak pernah melihatnya seperti apa virus itu, dan bagaimama caranya memangsa.
Tapi sekali lagi saya mempercayai keberadaannya dan daya rusaknya. Apatah lagi untuk sekadar mempercayai hal-hal yang memang bisa terlihat karena nyata, yaitu yang harus dilakukan sekarang juga dan yang harus terukur untuk menahan laju kerusakan akibat virus ini. Yang terakhir ini adalah logika bagi yang mempekerjakan alat kepercayaannya yang disebut akal. Dan bagi yang membandel dari alur logika ini, sudah pasti bukan orang atau kelompok yang layak saya percaya.
Penulis : Rektor UIN Alauddin Makassar