BISNISSULAWESI.COM, MAKASSAR– Kami di Kadin senantiasa mensupport pengembangan industri di Sulsel. Hal itu, sejalan dengan kebijakan pemerintah pusat, yang melakukan pengembangan industri di luar Pulau Jawa. Salah satunya di Sulsel. Apalagi, Sulsel ditopang Sumber Daya Alam (SDA) yang tersedia.
Industri itu harus memang didekatkan dengan bahan bakunya. Di Sulsel itu, ada komoditas unggulan, seperti kopi, kakao, jagung, rumput laut, dan lainnya. Untuk menopang industrialisasi di Sulsel, dibutuhkan dukungan seluruh stakeholder. Stakeholder sudah ada lima serangkai, yaitu pemerintah, dunia usaha, perbankan, dan jangan lupakan teman-teman pers yang tidak kalah besar dukunganya.
Untuk pengembangan industri butuh dukungan finansial, salah satunya dari perbankan. Banyak bank hanya konsen di pembiayaan pegawai. Mungkin karena mudah dan jelas pengembalian kreditnya. Guna mendorong percepatan industrialisasi di Sulsel, maka kelima unsur tersebut harus segera melakukan langkah kongret dan riil. Makanya, kelima unsur ini akan melakukan identifikasi dan pembinaan. Agar industri di kabupaten/kota di Sulsel tumbuh dan berkembang serta lebih terarah.
Era modernisasi saat ini negara bertumpu pada sektor industri. Sebab kontribusi sektor ini sangat luar biasa menopang pembangunan dan kesejahteraan petani serta masyarakat. Sulsel sendiri memiliki potensi besar menjadi daerah industri, ditunjang SDA yang sangat memadai, termasuk nilai history yang dimiliki. Oleh karena itu, saatnya Sulsel beralih ke industrialisasi.
Sulsel harus beralih ke industri. Apalagi, itu juga sudah ditekankan pemerintah pusat. Dulunya itu, kebijakan pemerintah pusat untuk industri 60-40, 60 persen berpusat di Pulau Jawa dan 40 persen luar Pulau Jawa. Tetapi sekarang kebijakan Bapak Presiden Jokowi (Joko Widodo) justru terbalik 40-60, dimana akan fokus pengembangan industri di daerah. Termasuk di Sulsel. Ini harus disambut positif.
Kopi, kakao, rumput laut, dan hasil hutan sangat melimpah. Bahkan, Sulsel dikenal sebagai produsen unggulan komoditas tersebut. Sementara, industri sutera dan markisa bahan bakunya sangat kurang di Sulsel. Selama ini didatangkan dari luar. Tetapi kita sudah memiliki komitmen kuat untuk mengembalikan kejayaan industri sutera, walaupun bahan bakunya tidak ada, tetapi history-nya yang sangat lekat dengan Sulsel./Penulis: Ketua Kadin Sulsel