Properti dan Kendaraan Masih Dominan 2018, Market Share Asuransi Naik 5%

294
Foto : Masyudi Firmansyah

BISNISSULAWESI.COM, MAKASSAR — Bisnis asuransi umum di Sulawesi Selatan dan Kawasan timur Indonesia pada umumnya sepanjang tahun 2017 masih didominasi oleh sektor properti dan kendaraan. Sejumlah pelaku asuransi memprediksi market share asuransi masih optimis tumbuh sekitar 5% meskipun ada event pemilukada.

“Kami masih optimis pasar asuransi di daerah ini terus tumbuh, apalagi naiknya pertumbuhan ekonomi daerah ini yang diatas rata-rata nasional,” ujar Rangga Septiana, Kacab Asuransi Astra Makassar, beberapa waktu lalu.

Apalagi saat ini, lanjutnya, banyak masyarakat yang menggunakan kendaraan untuk transportasi online. “Nah itu sebaiknya asuransinya pun diikutkan ke asuransi untuk kendaraan komersial bukan pribadi lagi. Tentu ratenya berbeda karena risikonya juga berbeda. Karena kalau masih berstatus asuransi kendaraan pribadi, kalau terjadi sesuatu, tidak bisa dijamin asuransi,” jelasnya.

Ia mencontohkan, produk asuransi Garda Oto mengcover dua jenis asuransi yaitu Komprehensif yang memberikan perlindungan menyeluruh untuk kendaraan (mobil) all body dari kerusakan kecil, besar sampai kehilangan. Kemudian Total Lost Only (TLO) untuk perlindungan kehilangan dan kerusakan dengan biaya perbaikan di atas 75 persen.

Secara umum pangsa pasar premi asuransi umum pada kuartal ketiga tahun 2017 dikuasai oleh lini usaha harta benda dan kendaraan bermotor. Ketua Bidang Statistik, Riset, Analisa, dan Aktuarita AAUI Trinita Situmeang mengatakan total dari kedua lini usaha tersebut berkontribusi sebesar 58,7 persen. “Dari 15 lini usaha, sektor harta benda dan kendaraan bermotor penyumbang premi terbesar,” kata Trinita , belum lama ini. Lini usaha harta benda menyumbang 29,5 persen dan kendaraan bermotor 28,2 persen.

Adapun pertumbuhan premi pada kuartal ketiga tahun ini mencapai Rp 13 triliun atau naik 4 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu dengan total pendapatan premi Rp 12,5 triliun. Menurut dia, kenaikan premi harta benda sejalan dengan adanya perbaikan kinerja pasar properti di Indonesia. Peningkatan pasar properti dapat dilihat dari peningkatan pasokan properti komersial 1,39 persen di kuartal ketiga tahun ini yang didorong penambahan segmen retail. Terutama dari adanya pembangunan beberapa pusat belanja dan beberapa hotel baru.

Baca Juga :   BNI Berikan Keringanan Kredit Bagi Debitur

Sementara permintaannya properti residensial juga meningkat 1,25 persen di kuartal ketiga tahun ini. Selain itu, pertumbuhan kredit KPR meningkat dari 7,2 persen pada kuartal ketiga tahun 2016, menjadi 10,5 persen pada kuartal ketiga tahun ini. Peningkatan tersebut diiringi juga dengan peningkatan penjualan rumah sebesar 2,58 persen di kuartal ketiga tahun ini. “Pertumbuhan di pasar properti tersebut menunjang pertumbuhan premi di lini bisnis harta benda,” katanya.

Trinita memperkirakan pertumbuhan premi asuransi harta benda juga bisa tembus mencapai 5 persen hingga akhir tahun. Selain itu, untuk tahun depan ia melihat, pertumbuhan premi akan stagnan karena berpengaruh pada tahun pemilu. “Masih di kisaran 5 persen juga,” ucapnya.
Lebih jauh, Trinita menuturkan untuk peningkatan premi kendaraan bermotor pada kuartal ketiga tahun ini mencapai Rp 12,4 triliun atau 11,6 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang mencapai Rp 11,1 triliun. Menurut dia. Kenaikan premi kendaraan bermotor sejalan dengan adanya kenaikan tarif dan penjualan kendaraan roda dua maupun empat.

Trinita mencatat penjualan kendaraan roda empat meningkat dari 205.717 unit di kuartal ketiga 2016 menjadi 269.714 unit pada kuartal ketiga 2017. Sedangkan, penjualan roda dia naik dari 1,38 juta unit pada kuartal ketiga di 2016 menjadi 1,63 juta unit pada kuartal ketiga di 2017. “Selisih pertumbuhan premi mencapai Rp 1,2 triliun pada kuartal ketiga tahun ini dibandingkan periode yang sama di tahun 2016.”  / Mohamad Rusman