Produksi Bawang Merah Berkurang, Pemprov Sulsel Bantu Sumur Bor untuk Petani Enrekang

372
POTO : ISTIMEWA

 

BISNISSULAWESI.COM, ENREKANG – Kemarau berkepanjangan akibat fenomena El Nino, berdampak penurunan produksi bawang merah di Enrekang. Harga komoditi unggulan Sulawesi Selatan ini juga tidak menentu.

Itu diketahui Penjabat (Pj) Gubernur Sulsel, Bahtiar Baharuddin saat melakukan panen raya bawang merah bersama petani di Desa Pekalobean, Kecamatan Anggeraja, Enrekang, Selasa (07/11/2023). Kecamatan Anggeraja memang dikenal sebagai penghasil bawang merah.

Bahtiar mengaku hadir langsung saat dilakukan panen raya bawang merah, untuk memotivasi petani agar tetap produktif meskipun hasil beerkurang dan harga juga tidak menentu di tengah fenomena El Nino.

“Dari perbincangan saya dengan petani, per kilogram bawang merah yang ditanam, biaya yang dikeluarkan Rp13.000. Sedangkan harga bawang merah saat ini Rp17.000 per kilogram. Selisihnya kecil,” ujar Bahtiar.

Untuk bisa panen bawang lebih banyak, salah satu cara yang dapat dilakukan petani adalah kecukupan air. Sementara saat ini masih kekeringan sehingga sulit mendapatkan air.

POTO : ISTIMEWA

“Salah satu solusinya, perbanyak sumur bor,” katanya.

Bahtiar menambahkan, Enrekang tahun ini mendapat jatah tiga sumur bor dari 65 sumur bor yang dikerjasamakan dengan TNI. Tentu tidak mencukupi, dibandingkan banyaknya kebutuhan.

“Semoga di 2024 kembali bisa diadakan (sumur bor) untuk Enrekang,” harapnya.

Lahan pertanian di Kabupaten Enrekang saat ini  mencapai 15 ribu hektare. Sekitar 500 hektare diantaranya bisa digunakan untuk budidaya pisang cavendish.

Bahtiar mengaku sedang membicarakannya dengan Bupati dan Kadis Pertanian Enrekang.

“Agar cepat dan masyarakat punya komoditi alternatif selain cabai, tomat, sayur mayur dan komoditi andalan bawang merah,” jelasnya.

Sementara itu, Kelompok Mitra Champion Bawang Merah, Desa Pekalobean, Kecamatan Anggeraja, Kasmidi, menjelaskan, saat ini petani masih bergantung pada air sungai yang ditarik mengunakan mesin. Sementara, kebutuhan air untuk bawang merah sangat banyak. Untuk saat ini para petani hanya bisa memenuhi air tiga hari sekali siram. Padahal, biasanya setiap hari.

Baca Juga :   Hendra, Head of Bartender Melia Makassar: "Mengubah Mindset"

“Kalau cuaca mendukung dengan bibit 500 kilogram bisa menghasilkan sampai 7 ton. Kalau kondisi sekarang karena El Nino hasilnya kurang. Dari 500 kilogram paling hasilnya 4 ton,” ungkap Kasmidi.

*/Editor : Bali Putra