BISNISSULAWESI.COM, YOGYAKARTA – PT PLN (Persero) dalam forum Energy Transition Working Group 1 (ETWG) langsung mengeksekusi wujud nyata kerjasama untuk mempercepat transisi energi bersih di Tanah Air. Sebanyak empat kerjasama strategis dengan berbagai pihak disepakati.
Menteri Energi Sumber Daya dan Mineral (ESDM), Arifin Tasrif, mengatakan, diperlukan kerjasama berbagai pihak untuk mendukung transisi energi bersih di Indonesia dan mencapai target Net Zero Emission pada 2060 mendatang.
Hal ini penting, mengingata dampak perubahan iklim tak hanya berdampak pada iklim saja, tetapi juga terhadap ekonomi. Maka, pengurangan emisi untuk iklim yang lebih baik menjadi langkah penting yang perlu diusung bersama sama.
“Tantangan ke depan adalah teknologi dan pendanaan. Apa yang bisa kita lakukan untuk bersinergi secara nasional harus terus dikembangkan. Kerjasama dengan dunia internasional juga terus kita perluas agar kita bisa menjadi leader dalam proses ini,” ujar Arifin melalui siaran pers, Jumat (25/3/2022).
Wakil Menteri I BUMN, Pahala Masury, menjelaskan, langkah kerjasama strategis ini sangat penting. Kementerian BUMN juga sangat mendukung PLN untuk bisa membangun langkah pengurangan emisi global.
“Ini diharapkan dengan berbagai perbaikan bisnis model dan pengembangan implementasi EBT dan pengurangan emisi karbon dan bisa menjadi daya tarik semua pihak untuk bisa bekerja sama dengan PLN,” ujar Pahala.
Sementara itu, Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo, mengatakan, melalui kesepakatan kerjasama strategis untuk mengurangi emisi global sebagai simbol bahwa pengembangan EBT saat ini menjadi fokus utama PLN. Dalam mengembangkan EBT dan menjalankan agenda transisi energi PLN juga membuka peluang kerjasama dengan semua pihak.
“Ke depannya, pengembangan EBT dan upaya pengurangan emisi menjadi fokus semua pihak dalam mengurangi emisi global. Kerjasama ini sebagai komitmen nyata dari hasil pertemuan ETWG pertama ini,” ujar Darmawan.
Dalam kerjasama ini, kata Darmawan, sebagai wujud bahwa PLN terbuka untuk partnership. Tak hanya itu, PLN juga sangat mengedepankan fairness dalam kerjasama ini.
Adapun rincian empat kesepakatan kerjasama strategis ini, lanjut Darmawan, adalah MoU Pembangunan Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) dengan Himpunan Bank Milik Negara atau Himbara, yang terdiri atas Bank Mandiri, BRI, BNI, dan BTN.
Kedua, PLN juga melakukan Power Purchase Agreement (PPA) dua proyek yaitu pengembangan PLTS di Bali bersama Medco Power dan juga pengembangan PLTM Kukusan-2 5,4 MW di Lampung dengan Arkora Energi Baru. PLN juga melakukan Financial Close PLTM Sukarame dengan kapasitas 7 MW di Lampung oleh Lampung Hydroenergy.
Kerjasama strategis ketiga juga dilakukan dalam sektor Renewable Energy Certificate dari PLN ke 6 perusahaan sebesar lebih dari 500 MWh pertahun dari pembangkit EBT milik PLN. Salah satu perusahaan yang berkomitmen untuk menggunakan REC adalah PT Stargate Mineral Asia.
Perusahaan yang juga telah menandatangi Surat Perjanjian Jual Beli Tenaga Listrik (SPJBTL) sebesar 200 MVA dengan tersebut, terletak di Kabupaten Konawe Utara, Provinsi Sulawesi Tenggara.
“Terakhir, PLN juga melakukan Memorandum of Understanding (MoU) dengan Yayasan World Wide Fund (WWF) tentang asistensi teknis dalam meningkatkan kualitas standar lingkungan sosial dan proyek infrastruktur Energi Baru Terbarukan (EBT) di Indonesia,” katanya.
Marwiah Syam