BISNISSULAWESI.COM, BARRU – PLN dan Icon Plus siap menghadirkan listrik dengan total kapasitas 10,6 kilo Watt peak (KWp) yang bersumber dari Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Atap atau solar panel guna mendukung pertumbuhan ekonomi dan pariwisata di Pulau Dutungan, Kabupaten Barru, Sulawesi Selatan.
Direktur Utama PLN Icon Plus, Ari Rahmat Indra Cahyadi, menekankan pentingnya penerapan Environmental, Social, and Governance (ESG) dalam transisi energi.
“PLN berkomitmen memanfaatkan sumber energi terbarukan, seperti tenaga surya, sebagai langkah strategis menuju penggunaan energi bersih di Indonesia,” ujar Ari.
Senior Manager PLN Icon Plus SBU Regional Sulawesi dan IBT, Rizky Ardiana Bayuwerti menargetkan PLTS Atap di Pulau Dutungan beroperasi pertengahan 2024. Sejalan dengan upaya Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan dalam menghadirkan listrik di Kawasan Pariwisata, termasuk Pulau Dutungan.
“Kami berharap proyek ini selesai Juni 2024 dan mulai beroperasi Juli 2024,” ungkap Rizky.
Rizky juga berharap langkah ini berdampak positif meningkatkan nilai jual serta perekonimian di kawasan pasir putih.
“Kami berharap pasokan listrik yang stabil mendorong peningkatan nilai jual, membuka peluang untuk kesuksesan dan prestasi di wilayah tersebut,” ujar Rizky.
PLN ICON Plus merupakan Subholding PLN yang mengelola produk Layanan PLTS atap dengan memberikan solusi energi terbarukan yang ramah lingkungan kepada masyarakat melalui memanfaatkan potensi energi matahari.
General Manager PLN Unit Distribusi Sulewesi Selatan, Sulawesi Tenggara dan Sulawesi Barat, Moch. Andy Adchaminoerdin mengatakan Pulau Dutungan merupakan pulau kecil berpenghuni yang berada di gugusan Kepulauan Spermonde dan memiliki khas pasir putih nan menawan. Hadirnya PLTS atap di Pulau Dutungan menjadi wujud nyata PLN dalam mencapai Net Zero Emission 2060 melalui pemanfaatkan energi baru terbarukan.
Saat ini, tercatat bauran Energi Baru Terbarukan (EBT) di Sistem Kelistrikan Sulawesi bagian Selatan (Sulbagsel) sebesar 45,78% di atas rata-rata target nasional 2025 yaitu 23%.
*/Editor : Bali Putra