Pilkada, Sekda Jufri Rahman Optimis Sulsel Aman

57
Sekda Sulsel, Jufri Rahman saat member sambutan pada Sosialisasi Pilkada Damai yang digelar FKUB Sulsel di Hotel Claro Makassar, Kamis (24/10/2024). POTO : ISTIMEWA

 

BISNISSULAWESI.COM, MAKASSAR – Dalam pelaksanaan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada), Sulawesi Selatan (Sulsel) selalu dimasukkan dalam jajaran daerah zona merah (sangat rawan) menurut aparat keamanan. Termasuk untuk masa kampanye menjelang pelaksanaan Pilkada saat ini. Namun demikian, Sekda Sulsel, Jufri Rahman mengaku memiliki optimis bahwa daerahnya aman.

“Semoga berkat doa semua pihak, Sulsel selalu aman,” sebut Jufri usai membuka kegiatan Sosialisasi Pilkada Damai yang digelar Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Sulsel di Hotel Claro Makassar, Kamis (24/10/2024).

Jufri menjelaskan, Poda Sulsel sudah menurunkan 8.000 personel yang dibackup TNI unntuk melakukan pengamanan dari masa kampanye hingga selesainya pelantikan hasil pilkada di Sulsel.

Parade pambacaan kita suci enam agama, Islam, kristen, katolik, Hindu, Budha dan Konghucu mewarnai pembukaan Sosialisasi Pilkada Damai yang diselenggarakan FKUB Sulsel di Hotel Claro Makassar, Kamis (24/10/2024). POTO : BALI PUTRA

“Kenyataannya, seperti kita lihat bersama, hingga masuk sepuluh hari kedua masa kampanye, tidak ada riak-riak berarti. Karena seluruh elemen bangsa, seluruh elemen masyarakat, betul-betul menyadari bahwa mereka bertanggungjawab untuk menjaga agar suasana damai di Sulsel,” ungkap Jufri.

Termasuk adanya kesadaran dari kontestan yang mengingatkan seluruh pendukungnya agar tidak membuat sesuatu yang mengganggu keamanan.

Sekda selalu menekankan damai itu mahal dan harus dijaga. Karena sedikit saja dirusak, ongkosnya besar, materi bahkan jiwa. Oleh karena itu, menurutnya semua pihak yang terlibat dalam kontestasi pilkada, harus menjadi role model (contoh) bagi seluruh pendukungnya dalam menjaga kedamaian

“Tidak ada gunanya menang kalau terjadi kerusuhan berkepanjangan. Tentu mereka tidak bisa bekerja. Karena itu, mari kita jadikan damai sebagai tujuan bersama. Semua pihak harus berupaya mewujudkan dan menjaga kedamaian agar tidak terkoyak, tidak terlukai oleh hal-hal yang seharusnya tidak perlu,” ajaknya

Bangsa ini patut bersyukur, para pendiri meninggalkan warisan berupa sebuah struktur kemayarakatan yang begitu luar biasa. Sehingga kita yang terdiri dari ratusan suku bangsa dan bahasa daerah, sampai saat ini masih bisa bersatu dari Sabang sampai Merauke. Dikarenakan semua pihak menjaga kedamaian diantara umat beragama.

Baca Juga :   Inseminasi Buatan Jadi Harapan Peternak Sapi Bulukumba untuk Tingkatkan Produksi

“Pilkada hanya satu hari, pertemanan selamanya. Perdamaian antarsemua umat beragama itu sebuah keniscayaan. Saya contohkan banyak negara di luar sana yang tidak bisa menjaga kedamaian. Sebagaimana kita lihat di media, banyak penderitaan akibat dari kekeliruan dalam menyikapi perbedaan,” katanya.

Sementara itu, Sosialisasi Pilkada Damai digelar FKUB Sulsel. Menghadirkan tokoh agama, Dai, jurnalis, penyuluh agama dan pemuda lintas agama. Ketua FKUB Sulsel, Prof. Wahyudin Naro berharap kegiatan ini menghasilkan kesamaan persepsi diantara semua pihak untuk bersama-sama menjaga pilkada berjalan damai. Pasalnya, ada banyak faktor yang dapat mengganggu keamanan saat pilkada.

Disela acara pembukaan, diisi dengan parade pembacaan kitab suci enam agama yang berkaitan dengan toleransi dan kerukunan diantaranya Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Budha dan konghucu.

Dilanjutkan dengan workshop yang menghadirkan narasumber diantaranya Dirjen Politik dan Pemerintahan Umum Kemendagri RI yang membawakan materi “Kebijakan dan Peran Pemerintah  Pusat dalam Penguatan Forum Kerukunan Umat Beragama untuk Implementasi Moderasi Beragama”, Kepala Pusat Kerukunan Umat Beragama Kementerian Agama RI dengan Materi “Regulasi dan Strategi Implementasi Moderasi Beragama”, Kepala Badan Kesbangpol Provinsi Sulawesi Selatan “Peran Pemerintah Daerah dalam menjaga Kerukunan Umat Beragama Menjelang Pilkada Serentak yang Aman, Damai, dan Berintegritas”, serta Ketua FKUB Sulsel “Implementasi Kerukunan dan Moderasi Beragama Berbasis Kearifan Lokal”.

Bali Putra