PESONA MINIATUR RAJA AMPAT DI SULAWESI

251

BISNISSULAWESI.COM, MAKASSAR — Banyak orang yang menyebut Pulau Labengki sebagai miniatur Raja Ampat. Itu arena destinasi ini memiliki nuansa keindahan alam yang hampir sama dengan Raja Ampat. Beberapa waktu lalu, Haslan Admin Corporate Communication Telkomsel Pamasuka, melakukan perjalanan ke tempat yang mempesona tersebut.

Dari Bandara Internasional Sultan Hasanuddin, pria yang  hobi fotografi ini menggunakan pesawat ke Bandara Haluoluo Kendari, kemudian dilanjutkan kurang lebih 1 jam menuju ke sebuah dermaga. Perjalanan selanjutnya menggunakan perahu tradisional kurang lebih 3 jam, dari dermaga ke Labengki.

“Banyak spot menarik di Labengki. Sangat tepat bagi pecinta footgrafi, dan yang senang mengabadikan perjalanan wisatanya di medsos,” ujar Haslan.

Pulau Labengki merupakan salah satu pulau yang terletak di pesisir timur Pulau Sulawesi, tepatnya di Provinsi Sulawesi Tenggara. Mengapa dikenal sebagai miniatur Raja Ampat? Karena pulau ini terdiri dari karang-karang besar yang menjulang diatas lautan di berbagai titiknya, sangat mirip Raja Ampat. Gugusan pulau karang besar dan kecil ini dipetakan menjadi Pulau Labengki Besar, dan Pulau Labengki Kecil.

Kepulauan yang terdiri dari 5 pulau besar (Labengki Besar, Labengki Kecil, Alnamira, Tukoh Kulay dan Mauang) ini menawarkan keindahan pantai, kerjenihan laut, laguna hijau toska, gua, teluk, view from the hill, dan keramahan suku Bajo yang menempati Labengki Kecil.

Salah satu spot yang banyak disukai wisatawan yakni Laguna Mahumalalang. Laguna yang dikelilingi barisan karang tajam berwarna hitam keabuan, airnya berwarna hijau toska. Di bagian pinggirnya yang dangkal dan jernih, terlihat dasar laguna berupa pasir. Sesekali terlihat ikan-ikan kecil lalu-lalang. Karang batu menjulang di beberapa tempat, membuat laguna ini sangat Instagenik. Ada yang menyebutnya Blue Lagoon atau Green Lagoon.

Baca Juga :   Penjabat Gubernur Dorong KIMA Jadi Magnet Investasi

Setelah speedboat merapat ke pantai berbatu di bagian luar laguna, wisatawan masih harus memanjat karang-karang tajam untuk bisa melihat lagunanya. “Tidak terlalu tinggi, sekitar 2 menit perjalanan saja, lagunya sudah bisa terlihat. Tapi kita tetap harus hati-hati selama memanjat, karena batu karangnya sungguh tajam,” ungkap Haslan.

Yang cukup unik yakni Gua Kolam Renang. Ada kolam renang di dalam gua di tengah pulau. Kalau tinggal di rumah penduduk di Labengki Kecil, ke gua ini tinggal jalan kaki sekitar 5 menit ke arah mercusuar. Sebelum tiba di area mercusuar, di sebelah kanan sudah ada papan penanda “Goa Kolam Renang-Swimming Pool Cave”.

Dari luar hanya tampak bukit batu dirimbuni pepohonan. Kita harus menaiki anak tangga batu setinggi sekitar 15 m, lalu turun lagi dengan menapaki tangga kayu yang telah disediakan. Saat menuruni tangga, sudah terlihat kondisi gua yang berupa lorong, cukup lebar, tapi juga tidak luas.

Guayang bisa dimasuki terdiri dari dua ruang yang terhubung lorong sempit berisi air payau. Kalau air sedang tinggi, yang tidak bisa berenang kalau mau masuk ke ruang yang paling ujung, harus pakai life jacket. Masuk ke sini harus bersama pemandu atau izin kepada orang lokal, karena kita harus minta lampu di dalam gua dinyalakan. / Nur Rachmat