Persentase Pembangkit EBT Tertinggi di Indonesia, PLN Siap Layani Pemodal yang Berinvestasi di Sulsel

140
Jaringan listrik PLN yang memasok listrik untuk industri pemurnian nikel di Kabupaten Bantaeng, Sulawesi Selatan.

 

BISNISSULAWESI.COM, MAKASSAR – Persentase pembangkit Energi Baru Terbarukan (EBT) di sistem kelistrikan Sulawesi Bagian Selatan (Sulbagsel) termasuk tertinggi di Indonesia atau di atas rata-rata nasional, yaitu sebesar 45,78%. Dengan kondisi tersebut, PT PLN (Persero) Unit Induk Distribusi Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, dan Sulawesi Barat (UID Sulselrabar), siap melayani kebutuhan listrik bagi para pemodal yang ingin berinvestasi di wilayah Sulawesi Selatan (Sulsel).

Investasi merupakan faktor penting dalam pertumbuhan ekonomi sebuah daerah, pun dengan Sulsel. Hanya saja, dalam 12 tahun terakhir, Pertumbuhan ekonomi Sulsel terus melambat, salah satunya akibat melambatnya investasi di daerah ini, yang notabena akibat keterbatasan listrik di daerah-daerah potensial.

Seperti dikatakan, Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Sulsel, Wahyu Purnama A. pada kegiatan South Sulawesi Investment Challenge (SSIC) 2024 Agustus lalu. Dikatakan Wahyu, pada periode di 2011 – 2012, pertumbuhan ekonomi Sulsel pernah berada di atas 8%. Namun terakhir di 2023, hanya di angka 4,51%.

Keterbatasan infrastruktur dan energi kelistrikan di daerah-daerah potensial, disebut menjadi salah satu faktor yang menyebabkan melambatnya investasi di Sulsel.

“Ada beberapa proyek yang ditawarkan kepada investor, bahkan sudah dikunjungi atau disurvei. Namun, ketika ada industri besar yang ingin investasi di Sulsel, salah satu tantangannya adalah persoalan listrik,” sebut Wahyu seraya menambahkan, untuk listrik, secara nasional memang surplus, namun di Sulsel masih ada kekurangan.

General Manager PT PLN (Persero) UID Sulselrabar, Budiono menyebutkan memastikan daya mampu pasok yang dimiliki saat ini cukup untuk menopang sistem kelistrikan di Sulbagsel.

Terkait hal itu, General Manager PT PLN (Persero)  UID Sulselrabar, Budiono menyebutkan, saat ini daya mampu pasok di Sistem Kelistrikan Sulawesi Bagian Selatan (Sulbagsel) antara 2.000 – 2.100 Mega Watt (MW). Pasokan tersebut terbilang cukup untuk menopang sistem kelistrikan di Sulbagsel.

Baca Juga :   6 Bulan di 2023, Belanja E-purchasing Pemprov Sulsel Capai Rp 838 Miliar

Pasokan listrik tersebut berasal dari beberapa Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB), Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA), Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS), Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU), dan Pembangkit Listrik Tenaga Gas Uap (PLTGU).

“Terlebih saat ini, persentase pembangkit Energi Baru Terbarukan (EBT) di sistem kelistrikan Sulbagsel termasuk tertinggi di Indonesia atau di atas rata-rata nasional, yaitu sebesar 45,78%. Dengan kondisi tersebut, kami siap melayani kebutuhan listrik bagi para pemodal yang ingin berinvestasi di Sulsel,” sebut Budiono.

PLN senantiasa berupaya menghadirkan pasokan listrik yang cukup dan andal bagi kebutuhan energi listrik masyarakat Sulsel, baik itu untuk Rumah Tangga, Industri, Sosial, maupun Bisnis. Di mana, komposisi penjualan tenaga listrik UID Sulselrabar hingga September 2024, kontribusi terbesar adalah Tarif Rumah Tangga 47%, Tarif Industri 28%, Tarif Bisnis 16%, dan Tarif Lainnya 9%. Komposisi Tarif Industri terbesar pada tarif I4, yaitu sebesar 19,29%.

“Total pelanggan kami hingga September 2024 sebesar 4.035.534, dengan komposisi pelanggan terbesar Rumah Tangga yaitu 93% atau sebanyak 3.759.711 pelanggan,” jelasnya.

PLN kata Budiono, senantiasa mendukung pertumbuhan investasi dan ekonomi di Provinsi Sulawesi Selatan dengan berbagai inovasi dan kecepatan layanan. Tercatat di wilayah kerja PLN UID Sulselrabar, sudah ada delapan pelanggan tegangan tinggi yang telah mempercayakan kebutuhan layanan kelistrikannya kepada PLN dengan total daya 612,25 MVA. Hingga September 2024, pertumbuhan penjualan tenaga listrik Year on Year (YoY) naik 5,88% atau sebesar 448,73 GigaWatt Hour (GWh). Salah satu inovasi penting dari kolaborasi ini adalah pemanfaatan Renewable Energy Certificate (REC) untuk menambah nilai jual suatu produk industri yang hendak diekspor ke luar negeri.

Baca Juga :   Jelang Ramadan, Harga Bahan Pokok Stabil di Makassar

“Selain itu, saat ini layanan PLN sangat mudah diakses, pelanggan tidak perlu ke kantor. Cukup dengan aplikasi PLN Mobile, pelanggan dapat mengakses seluruh layanan PLN.” tambahnya.

Tidak hanya itu, PLN juga memastikan kebutuhan listrik di sektor pertanian dapat terlayani melalui program Electrifying Agriculture, yang saat ini sudah mencakup 3.741 pelanggan dengan total daya 190.426 kiloVolt Ampere (kVA) di wilayah kerja PLN UID Sulselrabar.

Untuk segala pencapaian tersebut, tentu ada kendala dan tantangan yang dihadapi PLN. Namun, segala tantangan tersebut dapat dilalui, tentunya berkat dukungan dan bantuan dari Stakeholder serta pelanggan setia PLN.

Ke depan, PLN berupaya menjadi lokomotif penggerak roda ekonomi di Sulsel dengan menghadirkan pasokan listrik yang andal, cukup, dan ramah lingkungan. PLN juga senantiasa menghadirkan inovasi produk dan promo tambah daya untuk menunjang kegiatan ekonomi masyarakat. Selain itu, PLN juga berkomitmen turut mengambil peran dalam peningkatan ekonomi, pengembangan lokasi wisata, serta pemberdayaan UMKM melalui kegiatan sosial dan Tanggung Jawab Sosial Lingkungan (TJSL).

Tidak hanya dari sisi pasokan yang berasal dari energi bersih, PLN juga menyiapkan fasilitas infrastruktur pengisian daya kendaraan listrik. Masyarakat yang memiliki kendaraan listrik tidak perlu khawatir. PLN UID Sulselrabar telah menyediakan 1.156 Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) di Sulselrabar.

“Saat ini juga terdapat 30 SPKLU di 22 lokasi yang tersebar, dan PLN UID Sulselrabar berencana menambah 34 SPKLU lagi pada 2024,” sebutnya.

PLN tidak hanya berfokus kepada penyediaan listrik yang andal dan ramah lingkungan, tetapi juga hadir dalam kegiatan sosial. Pada 2024, PLN UID Sulselrabar berkontribusi dalam 24 program bantuan TJSL bagi dunia pendidikan, sosial, lingkungan, dan peningkatan ekonomi maupun kapabilitas UMKM.

Baca Juga :   Meriahkan HUT ke-79 Kemerdekaan RI, PT GMTD Gelar Tanjung Bunga Cup

Insan PLN UID Sulselrabar juga turut mengambil peran dalam program donasi untuk membantu masyarakat mendapatkan akses listrik secara gratis. Program yang bertajuk ‘Light Up The Dream’ tersebut sudah membantu mewujudkan mimpi sebanyak 4.470 pelanggan untuk menikmati listrik.

Sementara itu, potensi besar di Sulsel terus didorong, salah satunya melalui Forum Pinisi Sultan, sebuah Forum Percepatan Investasi, Perdagangan, Perindutrian dan Pariwisata Sulawesi Selatan) dan pihak terkait lain, bagaimana supaya investor dalam dan luar negeri tertarik berinvestasi di Sulsel.

Pinisi Sultan mendorong kabupaten/kota di Sulsel membuat proposal investasi atau disebut IPRO (Investment Project Ready to Offer). Sebuah dokumen proposal proyek investasi yang clean and clear atau siap untuk ditawarkan, berisi lokasi potensial, potensi sumber bahan baku, peluang pasar, kesiapan wilayah (tenaga kerja, aksesibilitas, kebijakan pengembangan wilayah), serta kelayakan finansial proyek.

Hingga saat ini, setidaknya ada 4 proyek yang sudah dikunjungi investor luar negeri. Seperti proyek investasi rumput laut di Bone yang dikunjungi investor asal Jepang, investasi peternakan dan pengolahan daging sapi di Bone oleh investor asal Singapura, investasi pariwisata di Selayar yang dikunjungi investor asal Australia, termasuk ada juga investasi Pembangkit Listrik Tenaga Bayu di Tolotolo, Kabupaten Jeneponto.

Diharapkan, proyek yang sudah dikunjungi, bisa menjalin Kerjasama dan menarik investasi. Sehingga dengan adanya investasi, dapat memicu pertumbuhan ekonomi di Sulsel. Bali Putra