Penjualan Tenaga Listrik Meningkat, Pendapatan PLN Tumbuh Signifikan Capai Rp487 Triliun

162
Stasiun Penyedia Listrik Kapal Sandar (SPLiKS) digunakan untuk kebutuhan listrik kapal yang bersandar di Pelabuhan Waibalun Larantuka, Nusa Tenggara Timur. Program electrifying marine membuat pelaku usaha di sektor kelautan mendapatkan listrik yang lebih terjangkau dan ramah lingkungan dibandingkan menggunakan genset. POTO :: ISTIMEWA

 

BISNISSULAWESI.COM, JAKARTA  – Transformasi berkelanjutan dilakukan PLN sukses membuat pendapatan usaha PLN meningkat 10,48% menjadi Rp487,38 triliun pada 2023. Pertumbuhan pendapatan, ditopang meningkatnya penjualan tenaga listrik.

Peningkatan pendapatan usaha ini juga memicu meningkatnya laba PLN di bawah navigasi Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo. Di mana, PLN berhasil membukukan keuntungan terbesar dalam sejarah perseroan dengan meraih laba bersih Rp22,07 triliun, sekaligus mencetak hattrick rekor laba bersih tiga tahun berturut-turut sejak 2021.

“Capaian ini merupakan buah manis konsistensi transformasi yang kami (PLN, red) lakukan tiga tahun terakhir,” ungkap Darmawan.

Dikatakan, pihaknya berhasil mengubah cara pandang dalam memberikan layanan kepada pelanggan. Sebeleumnya, hanya berorientasi pada supply pasokan listrik, namun saat ini lebih berorientasi pada demand dan kepuasan pelanggan.

Petugas PLN melakukan penyambungan listrik bagi pelanggan baru di Toraja, Sulawesi Selatan. Percepatan penyambungan pelanggan yang dilakukan PLN juga sangat berdampak terhadap peningkatan penjualan di tahun 2023. Sepanjang tahun 2023, PLN berhasil menambah 3,5 juta sambungan pelanggan. POTO : ISTIMEWA

Pendapatan terbesar diperoleh dari pertumbuhan penjualan listrik sebesar 5,36%, dari 273,76 Terra Watt hour (TWh) pada 2022 menjadi 288,44 TWh pada 2023. Hal tersebut membuat pendapatan dari penjualan tenaga listrik 2023 mencapai Rp333,19 triliun atau meningkat Rp22,13 triliun dibanding 2022.

“Tidak lagi sekadar menunggu, sekarang ini kami turun langsung memastikan PLN siap memenuhi setiap kebutuhan pelanggan,” tambah Darmawan.

Penjualan listrik tertinggi diperoleh dari sektor bisnis dan industri, mencapai 145,70 TWh atau meningkat 6,69 TWh dibanding 2022. Kemudian sektor rumah tangga mencapai 122,34 TWh atau meningkat 6,24 TWh dibanding 2022. Untuk sektor lainnya mencapai 20,4 TWh atau meningkat 1,75 TWh dibanding 2022.

Pertumbuhan penjualan listrik tidak lepas dari innovative marketing yang dijalankan perseroan. Melalui strategi intensifikasi, PLN hadir memenuhi kebutuhan pelanggan atas peningkatan konsumsi listrik.

PLN terus menghadirkan program promo biaya tambah daya untuk memudahkan pelanggan yang ingin meningkatkan penggunaan listrik yang produktif. PLN juga menghadirkan program akuisisi captive power yang mengajak pelanggan bisnis dan industri beralih dari penggunaan pembangkit listriknya sendiri ke PLN. Dari seluruh strategi intensifikasi yang dijalankan, PLN berhasil menambah penjualan sebesar 9,99 TWh.

Baca Juga :   Asmo Sulsel Beri Edukasi Keselamatan Berkendara di Sekolah

“Kami melakukan digitalisasi di setiap proses bisnis, mulai pembangkitan, transmisi, distribusi hingga layanan pelanggan. Ini membuat listrik semakin andal dan efisien, sehingga pelaku usaha makin yakin menggunakan listrik PLN,” tambah Darmawan.

Sementara, melalui strategi ekstensifikasi, PLN menciptakan demand listrik baru yang merespons kebutuhan listrik di seluruh penjuru tanah air. Lewat strategi ini PLN berhasil meningkatkan penjualan listrik perseroan sebesar 4,68 TWh.

“Model layanan yang sebelumnya pasif, statis dan kaku, kami ubah menjadi model bisnis yang aktif, dinamis, dan agile,” ucap Darmawan.

Lewat strategi ekstensifikasi, PLN terus menghadirkan inovasi layanan melalui program electrifying agriculture dan electrifying marine. Sampai dengan Desember 2023 PLN telah menyambung listrik bagi pelaku usaha bidang agrikultur dan kelautan, dengan total daya terpasang ini sebesar 317 Megavolt Ampere (MVA) dan konsumsi listrik sebesar 153,59 Giga Watt hour (GWh).

“Kami ingin listrik terus menjadi jantungnya pertumbuhan ekonomi masyarakat. Kami mendorong pelaku usaha di sektor agrikultur melakukan inovasi teknologi berbasis listrik agar lebih modern dan membuat produktivitas mereka meningkat signifikan dibanding dengan menggunakan energi fosil,” ungkap Darmawan.

PLN juga aktif mendukung pertumbuhan ekosistem kendaraan listrik. Sepanjang tahun 2023 jumlah home charging telah mencapai 9.393 unit, meningkat lebih dari 10 kali lipat dari tahun 2022. Sementara jumlah SPKLU mencapai 624 unit, meningkat lebih dari 2 kali lipat dari tahun 2022. Penambahan infrastruktur ini membuat konsumsi daya untuk kendaraan listrik mencapai 5.401 MWh, meningkat lebih dari 5 kali lipat dibanding tahun 2022.

Percepatan penyambungan pelanggan yang dilakukan PLN juga sangat berdampak terhadap peningkatan penjualan di tahun 2023. Sepanjang tahun 2023, PLN berhasil menambah 3,5 juta sambungan pelanggan baru.

Baca Juga :   KPK Dorong Optimalisasi Pendapatan Daerah Di Provinsi Sulawesi Selatan

“Kami terus memperbaiki proses bisnis layanan secara end to end. Ini merupakan komitmen kami untuk meningkatkan kepuasan pelanggan kami,” kata Darmawan.

Peningkatan pendapatan diraih bukan hanya dari penjualan tenaga listrik, melainkan juga dari pengembangan usaha di luar sektor ketenagalistrikan atau beyond kWh. Bisnis tersebut antara lain penyediaan energi primer untuk pembangkit swasta, jasa jaringan telekomunikasi, pemeliharaan infrastruktur kelistrikan, penyewaan peralatan dan infrastruktur kelistrikan, hingga layanan kajian proyek kelistrikan untuk badan usaha lain.

“Cara pandang pengembangan bisnis yang dulunya stagnan dan backward looking, menjadi lebih ekspansif, dinamis, dan forward looking,” jelas Darmawan.

Sepanjang 2023, bisnis beyond kWh ini sukses menyumbang pendapatan sebesar Rp10,27 triliun. Angka ini melonjak naik 52,57% dibanding tahun 2022 yang sebesar Rp6,73 triliun.

*/Editor : Bali Putra