BISNISSULAWESI.COM, MAKASSAR – Sejumlah pengembang kakap mengincar Sulawesi sebagai ekspansi bisnisnya. Sebut saja pengembang sekaliber Lippo Karawaci, Agung Podomoro, dan Ciputra. Mereka bukan tanpa alasan ‘berebut’ pasar sektor properti di Sulawesi, terutasma di ibukota Sulawesi Selatan (Sulsel). Bagi mereka, Makassar punya magnitude luar biasa.
Pihak Agung Podomoro misalnya, memandang secara historis, harga properti di Makassar terus meningkat, dan akan terus meningkat, karena kawasan ini merupakan gerbang Kawasan Timur Indonesia (KTI).
“Makassar adalah gate KTI, harga propertinya akan terus mengalami peningkatan signifikan dalam beberapa tahun ke depan,” tutur Wibisono, Investor Relation PT Agung Podomoro Land Tbk, belum lama ini.
Sedangkan Dirut PT Ciputra Surya Tbk, Harun Hajadi, juga mengakui, kondusifnya pasar properti Makassar, karena dalam lima tahun terakhir menjadi kota dengan pertumbuhan ekonomi tertinggi di Indonesia.
Bahkan, rata-rata pertumbuhan ekonomi kota ini di atas 9 persen, mengalahkan raksasa ekonomi, Tiongkok. Pada 2008 lalu, pertumbuhan ekonomi mencapai angka 10,83 persen. Sedangkan ekonomi Tiongkok belakangan ini cenderung melemah berkisar 7 persen-7,5 persen.
Selain itu, lanjut Harun, Makassar tidak seperti kota-kota lainnya di Indonesia. Bersama Surabaya, pasar properti Makassar sangat bagus karena bukan kota yang tergantung pada komoditas melainkan kota perdagangan.
“Makassar adalah the next big thing di sektor properti. Semua sektor akan hidup. Ini akan menjadi waterfront city terkemuka. Jika kawasannya ditata dengan baik, dan indah, maka tak cuma sektor properti yang bakal menggeliat, melainkan juga industri pariwisata,” tandas Harun kepada pers belum lama ini.
Pihak Ciputra menggarap kawasan terpadu Center Point of Indonesia (CPI) diatas lahan 157 hektar yang diantaranya terdapat proyek Citra Land City Losari seluas 107 ha. Agung Podomoro menggarap konsep Makassar sebagai Waterfront City di kawasan Tanjung Bunga.
Sedangkan Lippo Karawaci menginvestasikan dana Rp 3,5 triliun untuk mengembangkan superblok yang menghimpun sebanyak 12 jenis properti dalam satu area seluas 2,7 hektar.
Lokasi pengembangan proyek tersebut berada di jantung kawasan Panakukkang. Superblok bertajuk The St Moritz Makassar Penthouse & Residences itu mencakup apartemen dua menara, salah satunya dalam bangunan 51 lantai setinggi 215 meter Bloomington Tower. / Mohamad Rusman