BISNISSULAWESI.COM, MAKASSAR – Penerimaan Kepabeanan dan Cukai Sulawesi Selatan (Sulsel) hingga31 Juli 2023 mencapai Rp203,94 miliar atau 65,25% dari target penerimaan 2023. Peningkatan penerimaan bea dan cukai dipengaruhi kebijakan penyesuaian tarif CHT dan peningkatan produksi kakao ekspor, kontribusi Palm Kernel Shell serta realisasi impor gula.
Hal itu terungkap dalam jumpa pers yang digelar Kantor Perwakilan Kementerian Keuangan Provinsi Sulawesi Selatan untuk merilis kinerja APBN regional Sulawesi Selatan periode hingga 31 Juli 2023, Selasa (15/08/2023).
Penerimaan cukai mencapai Rp61,41 miliar yang dipengaruhi adanya penyesuaian tarif CHT sebesar 10% dan peningkatan MMEA pada Juli 2023 yang mencapai 80,49% (YoY). Selain itu terdapat efek positif dari penggempuran rokok ilegal sehingga terjadi peningkatan penerimaan cukai dari tembakau.
Dalam jumpa pers yang dihadiri Kepala Kanwil DJPb Provinsi Sulsel, Supendi, Kepala Kanwil DJBC Sulbagsel, Nugroho Wahyu Widodo, Kepala Kanwil DJKN Sulseltrabar, Arif Wintarto Yuwono, Kepala Bidang Data dan Pengawasan Potensi Perpajakan, Kanwil DJP Sulselbartra, Soebagio, Statistisi Ahli Madya KF Bidang Neraca Wilayah dan Analisis Statistik, BPS Sulsel, Suri Handayani, Local Expert Akademisi dari Universitas Hasanuddin Makassar, H. Marsuki, Prof., Ph.D., DEA terungkap, Bea Masuk masih mencatat realisasi cukup tinggi sejak periode bulan lalu, yang saat ini mencapai Rp120,21 miliar. Capaian tersebut dipengaruhi komoditi gula sebagai penyumbang utama dan didukung optimalisasi audit kepabeanan dan cukai yang menyumbang bea masuk Rp8,28 miliar. Sementara itu, penerimaan dari Bea Keluar mencapai Rp22,32 miliar kembali berkontribusi pada Juli 2023 seiring turunnya curah hujan yang menyebabkan optimalnya produksi Palm Kernel Shell. (*/rilis)