Pemberangkatan Umroh Masih Ujicoba, AMPHURI Pelajari Regulasi

162

BISNISSULAWESI.COM, MAKASSAR – Sejak 1 November lalu, pelaksanaan ibadah umroh sudah mulai berjalan. Akan tetapi itu masih bersifat trial and error, atau percobaan. Hal tersebut dikemukakan DPD Asosiasi Muslim Penyelenggara Haji dan Umrah Republik Indonesia (AMPHURI) Sulampua.

Ketua Bidang Umroh AMPHURI Sulampua, H Sahur Harun mengatakan, pihaknya masih mempelajari sekaligus menyesuaikan regulasi dan prosedur umroh yang aman dari covid 19.

“Pemberangkatan pertama pada 1 november lalu,  95 persen hanya bisa melihat masjid dari dalam hotel. Ada protokol kesehatan dari indonesia sendiri, yang ternyata harus menyesuaikan dengan  protokol kesehatan yang ada di Saudi Arabia,” jelasnya.

Tidak hanya itu, menurut Sahur, yang menjadi kendala biasanya pada hasil swab yang barmacam macam, serta aturan yang berubah ubah setiap waktu.

“Saat ini kami masih menunggu informasi, sebelum pemberangkatan kami harus karantina sendiri. Belum lagi penerbangan yang digunakan masih reguler, dan belum ada yang khusus untuk penerbangan jamaah umroh. Setiba di Mekkah pun hotel yang digunakan adalah hotel bintang lima dan tidak boleh sembarang hotel,”ungkap Sahur.

Ketua AMPHURI, Ardiansyah Arsyad merasakan betul pengalaman umroh saat membawa jamaah beberapa waktu lalu. Menurutnya, pemberangakatan pasca covid 19 ini sangatlah sakral.

“Kita seperti raja, jumlah jemaah umroh sama banyaknya dengan penjaga yang mengawasi dan memperingati kita mengenai protokol kesehatan. Belum lagi untuk swab yang dilakukan berulang kali,” ungkapnya.

Dijelaskan lebih lanjut oleh Ardiansyah,  jika ada jemaah yang terpapar Covid-19 di Saudi Arabia,  makanan jemaah beserta rombongan harus menjalankan prosedur yang berlaku.

“Jika 200 orang dalam satu grup, ada yang terpapar 2 orang, maka semuanya yang 200 orang harus di dikarantina,” tuturnya. Nur Rachmat

Baca Juga :   Romantic February ala Karebosi Condotel