BISNISSULAWESI.COM, MAKASSAR — Industri pariwisata syariah memiliki potensi sangat besar untuk dikembangkan. Esensnya terletak pada usaha menyingkirkan segala hal yang dapat membahayakan bagi manusia, dan mendekatkan manusia kepada hal yang akan membawa manfaat bagi dirinya maupun lingkungan.
Hal ini menarik banyak peminat di dunia, tidak terbatas pada kaum muslim saja. Minat terhadap wisata syariah, harus direspon dengan pengembangan usaha, sehingga dapat turut menggerakkan perekonomian nasional.
Untuk itulah, dalam rangka mendorong perkembangan potensi wisata berbasis syariah, Bank Indonesia menggelar Pekan Ekonomi Syariah Makassar 2018. Acara yang di laksanakan Mall Ratu Indah, 14-16 September 2018 ini mengangkat tema “Optimalisasi Wisata Berbasis Syariah Untuk mendorong Pertumbuhan Inklusif,”.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia, Bambang Kusmiarso dalam sambutannya mengatakan, kegiatan ini di harapkan dapat menjadi salah satu stimulasi dalam upaya pemberdayaan ekonomi daerah. Sekaligus menjadikan Sulsel sebagai salah satu penggerak utama dalam pengembangan ekonomi dan keuangan syariah di Indonesia.
“Ekonomi dan keuangan syariah bukan lagi menjadi konsep eksklusif untuk umat Islam. Melainkan juga konsep inklusif yang secara aktif melibatkan seluruh masyarakat dalam roda perekonomian. Konsep ini mendorong ekonomi dan keuangan syariah berkembang pesat di dunia internasional, termasuk Indonesia,” tuturnya.
Berbagai kegiatan telah dilakukan, seperti pameran dan bazar yang melibatkan para UMKM Sekota makassar, seminar strategi cerdas menembus pasar international, talkshow, serta pertunjukan seni dan budaya.
“Dalam mendukung optimalisasi potensi wisata berbasis syariah itu, perlu peningkatan empat aspek utama (4A) yaitu amenity, attraction, accessibility, and ancillary atau organisasi/ lembaga pendukung yang mengurus destinasi,” ujar Dwiyatpoetra, mewakili Kepala Kpw BI Sulsel
Khusus poin amenity, tambahnya, akan mendorong tersedia dan tersertifikasinya halal food, sehingga diharapkan mampu mendorong peningkatan halal tourism.
Mencermati hal tersebut, maka pihak BI Sulsel menggelar workshop sertifikasi halal ini kepada pelaku UMKM, melalui kerja sama dengan Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan dan LPPOM Majelis Ulama Indonesia (MUI).
Menurut sekretaris MUI Sulsel, Muhammad Nusran, selain didukung dengan sumber daya manusia (SDM) yang handal, juga pengembangan ekonomi harus dengan meletakkan ekonomi dengan baik, dan harus ada organisasi yang mendukung yakni Dewan Syariah Nasional (DSN) yang berkoordinasi dengan instansi terkait. MUI juga memiliki lembaga pengkajian pangan obat dan makanan.
“Ke depan kita berharap Sulsel dapat menjadi destinasi wisata religi dan wisata halal, meski itu tidak mudah, karena banyak hal yang harus diperhatikan,” katanya. / Komang Ayu