BISNISSULAWESI.COM, MAKASSAR – Pandemi Covid-19 yang masih mengintai semua sendi kehidupan sosial ekonomi di Kota Makassar, diyakni bisa dijalani secara simultan, jika penerapan prokes diterapkan ketat disertai dengan mitigasi risiko yang tepat.
Jubir Satgas Covid-19 Makassar Ismail Haji Ali mengatakan, ancaman pandemi tidak akan berpengaruh besar, jika seluruh unsur masyarakat tetap patuh menjalankan protokol kesehatan (prokes) dalam menjalankan setiap aktivitasnya.
“Patuh jalankan prokes, baik itu dalam berkegiatan personal maupun dalam melakukan aktivitas sosial ekonomi sehari-sehari. Karena pandemi ini belum selesai, biarpun angka Covid-19 di Makassar sudah melandai,” katanya dalam diskusi virtual Forum Jurnalis Ekonomi Sulsel (Forjess)*, Senin (7/12/2020).
Di samping itu, lanjut Ismail yang juga merupakan Kadiskominfo Makassar, Satgas yang terdiri dari unsur pemerintah kota, TNI Polri dan beberapa lainnya juga terus melakukan edukasi disertai dengan penegakan prokes kepada masyarakat.
Mulai dari intensifnya operasi yustisia yang dilakukan Satpol PP dengan back up TNI Polri, agar masyarakat Makassar selalu menerapkan protokol kesehatan, sehingga menekan potensi penyebaran.
“Sehingga jika kita patuh, peluang kita untuk bangkit dan ‘menang’ dari pandemi Covid-19 ini. Di sisi lain, masyarakat juga perlu melakukan mitigasi masing-masing sesuai dengan kondisi,” katanya.
Untuk skala yang lebih luas, Ismail Haji Ali juga menekankan, penerapan protokol kesehatan yang ketat juga berdampak pada keberlangsungan roda ekonomi kota, terutama pada segmen pelaku usaha yang memiliki skala Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM).
“Meskipun memang semua usaha terdampak, tapi segmen UMKM tetap jadi perhatian. Makanya pemerintah juga banyak memberikan stimulus bagi UMKM sehingga bisa survive menghadapi pandemi,” papar nya.
Pada kesempatan sama, Direktur AXA Mandiri Rudi Nugraha mengemukakan, dalam menghadapi pandemi ini pihaknya memberikan pendampingan bagi pemegang polis, yang juga banyak memiliki latar belakang sebagai pelaku UMKM.
Hal tersebut dilakukan perusahaan pada seluruh wilayah di Indonesia, termasuk di Makassar yang juga merupakan salah satu kota dengan nasabah AXA Mandiri terbanyak.
“Secara keseluruhan, kami juga berpartisipasi aktif dalam penanganan Covid-19 di Indonesia, termasuk di Makassar, dengan total klaim terkait hal tersebut sudah mencapai Rp14 miliar,” tuturnya.
Rudy menjelaskan, itu juga tidak lepas dari membaiknya tingkat kesadaran berasuransi dari masyarakat, dalam melakukan proteksi dalam kerangka mitigasi menghadapi dampak pandemi.
“Banyak manfaat dari asurasi, tidak hanya memproteksi diri dari dampak pandemi, tetapi ikut membantu kita untuk terus merawat keberlangsungan termasuk eksistensi usaha yang dijalankan,” tuturnya.
Sementara itu, Ketua Asosiasi Industri UMKM AkuMandiri Sulsel, Baso Bahtiar mengakui, jika pandemi sedikit banyak membuat pelaku UMKM mengalami kemunduran usaha dan bahkan kehilangan daya tahan.
Menurut dia, penyesuaian bisnis langsung dilakukan oleh sebagian UMKM dalam menghadapi dampak pandemi, agar bisa tetap bertahan dan menjaga keberlangsungan bisnisnya.
“Dampak negatif (pandemi) sudah sangat kentara, tetapi ada juga sisi positif yang terjadi. Seperti tumbuhnya kreativitas pelaku UMKM menggunakan teknologi digital dan lain sebagainya,” tutur dia.
Kendari begitu, Baso mengakui jika UMKM juga sudah mulai memperhatikan aspek mitigasi, seperti halnya melakukan proteksi guna menghadapi dampak pandemi, agar menjaga eksistensi atau keberlangsungan usaha dan kehidupan.
“Misalnya seperti asuransi, ini memang penting seperti yang disampaikan Pak Rudi AXA Mandiri bahwa asuransi memiliki manfaat jangka panjang. Ini saya kira mesti banyak diedukasikan ke UMKM,” pungkasnya. Nur Rachmat