BISNISSULAWESI.COM, MAKASSAR — Kontribusi pemerintah kota Makassar terhadap seni daerah, dinilai Wandi Daeng Kulle selaku Sekjen Persatuan Artis Musisi Melayu Dangdut Indonesia (PAMMI) Sulsel, masih kurang. Terutama dalam hal pelibatan artis-artis lokal dalam event yang dilaksanakan, seperti F8 yang baru saja berlalu.
Awal pelaksanaannya hingga tahun lalu, ungkapnya, para musisi kita diberi ruang, dengan
nama The Legend of Makassar. Sayangnya di F8 tahun ini, karena terlalu minimnya budget yang diberikan, sehingga para talent memilih untuk tidak berpartisipasi.
“Khusus untuk lagu daerah, memang sepertinya perhatian pemerintah masih kurang. Sazkia Gothik masih lebih menarik dibandingkan Athie Kodong, Once Mekel jauh lebih penting dibandingkan Iswan Iwan Tompo atau Ucci Laricci, Jad N Sugi masih lebih menarik dibandingkan orkes I Lolo Gading, Mangara Jazz masih lebih ditampilkan dibandingkan Makassar Uye, itu faktanya,” tegas Wandi.
Secara garis besar, menurut Wandi, pemkot Makassar sudah mengapresiasi artis-artis Makassar. Sayangnya tidak berkelanjutan di tahun ini, karena artis-artis dari Jakarta masih jauh lebih dibutuhkan, dan lebih dihargai.
“Ini khusus untuk seni musik ya, kalo di seni yang lain saya lihat Pemkot juga sudah sangat aspiratif, kalo tolak ukur kita F8,” tutupnya. /Nur Rachmat