BISNISSULAWESI.COM, MAKASSAR — Memanfaatkan sampah barang bekas bisa mendatangkan dua keuntungan, baik dari segi komersil, maupun bagi kehidupan kita sehari-hari. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya barang barang unik terbuat dari sampah barang bekas.Keterampilan tangan, menjadi suatu pekerjaan yang sangat menjanjikan, terutama bagi yang susah mendapatkan pekerjaan. Khususnya dalam hal mengolah barang bekas menjadi produk bernilai komersil. Sampah barang bekas yang dapat diolah tersebut diantaranya sampah plastik, sampah botol, sampah besi, sampah kertas, sampah logam, dan sampah kardus bekas.
Sampai sekarang, peluang bisnis kerajinan barang bekas masih terbuka luas, dan dapat melesat begitu cepat. Itu semua tergantung bagaimana orang dapat memanfaatkan peluang itu. Bahkan, beberapa diantaranya memilih berhenti dari pekerjaannya sebagai karyawan swasta, menjadi pebisnis sampah barang bekas.
Salah satunya adalah Darmawati Halik, pemilik usaha Dua Putri Souvenir Neon Kreasi, yang sehari-hari mengolah barang bekas menjadi produk bernilai ekonomis. Semua dikerjakan secara homemade di rumahnya, di Jalan Monas, Kelurahan Mangalli, Kecamatan Pallangga, Kabupaten Gowa.
Diakui Darma, begitu sapaan akrabnya, sudah menggeluti usahanya sejak 8 tahun silam. Ibu dari dua anak ini, berhasil membuat kerajinan tangan dari lampu neo bekas. Kurang lebih 200 hiasan kaca per-hari dapat dibuat. Dengan jumlah produksi seperti itu, ia sudah bisa meraup keuntungan sebesar Rp 20 juta setiap bulannya.
Dengan adanya bantuan CSR dari PT Pertamina MOR VII, Darma mengaku sangat bersyukur dan berterima kasih. Usahanya dapat berjalan dengan lancar, produknya sudah dipasarkan hingga ke semua wilayah Sulawesi, Ambon, NTT, bahkan Indonesia Tmur.
Beberapa jenis sovenir lampu di buatnya. Mulai dari lampu hias pajangan dan lampu hias duduk, yang dibuat dari sampah neon. Harga jual terbilang sangat murah, hanya Rp 10 ribu per-pieces.
Beberapa strategi Darma pun dijalankan Darma untuk menuai kesuksesan. Salah satunya yaitu dengan rutin mengikuti kegiatan pameran, baik yang diselenggarakan pemerintah, perusahaan, dan mempromosikan melalui sosial media pribadi miliknya.
“Alhamdullilah selalu ada jalan untuk menjalankan bisnis ini, walaupun juga selalu ada kendala. Tetapu selalu juga datang solusi untuk mengatasi kendala. Yang terpenting harus sabar untuk menjadi seorang pengusaha,” jelasnya optimis. /Komang Ayu