BISNISSULAWESI.COM, MAKASSAR -Beberapa sumber mengungkapkan, sampah sedotan plastik masih menduduki peringkat ke-5 penyumbang sampah plastik di dunia, termasuk Indonesia.
Melihat kondisi tersebut, KFC yang telah mencanangkan gerakan #Nostrawmovement tahun 2017 lalu, menjadikan gerakan tanpa sedotan plastik ini menjadi gerakan nasional, dimana 630 gerai KFC di seluruh Indonesia, tidak akan menyediakan langsung sedotan plastik.
“Kami juga menghilangkan dispenser sedotan, dan mengajak konsumen untuk tidak menggunakannya, kecuali sangat membutuhkan,” ujar Hendra Yuniarto, General Manager Marketing PT Fast Food Indonesia.
Ditambahkan, sejak dilaksanakannya gerakan Nostrawmovement di KFC, pemakaian sedotan plastik di gerai KFC secara bertahap mengalami penurunan hingga 45% di setiap gerainya.
“Dengan menjadikan gerakan ini menjadi gerakan nasional KFC Indonesia, dan melibatkan 630 gerai KFC, kami berharap dapat semakin mengurangi penggunaan sedotan plastik, dan berkontribusi dalam penyelamatan laut Indonesia,” tutur Hendra.
Sementara itu, Swietenia Puspa Lestari selaku pengagas Divers Clean Action (DCA) mengungkapkan, menurut data Kementerian Lingkungan Hidup, sekitar 70% sampah plastik di Indonesia dapat dan telah didaur ulang oleh para pelaku daur ulang.
Sayangnya, itu tidak berlaju dengan sedotan, karena nilainya yang rendah dan sulit didaur ulang. Sehingga tidak ada pelaku daur ulang yang bersedia mengambil.
Rata-rata setiap orang menggunakan sedotan sekali pakai sebanyak 1-2 kali setiap hari, dan perkiraan pemakaian sedotan di Indonesia setiap harinya mencapai 93.244.847 batang. Itu berasal dari restoran, minuman kemasan, dan sumber lainnya.
Fakta ini tentu sangat mengkhawatirkan dan berbahaya karena semakin lama keberadaannya di laut akan menjadi microbeads dan mudah termakan oleh hewan laut.
Nur Rachmat
Foto: Masyudi Firmansyah