BISNISSULAWESI.COM, MAKASSAR — “Monumen Paccekke” yang terletak di Desa Pacekke Kecamatan Soppeng Riaja Kabupaten Barru, merupakan saksi bisu perjuangan Panglima Besar Jenderal Soedirman di tanah Sulawesi. Daerah yang sangat terpencil ini dikenal sebagai daerah kelahiran TRI Devisi Hasanuddin dan cikal bakal Kodam XIV Hasanuddin.
Di daerah ini dahulu pada tanggal 20 Januari 1947, empat resimen, masing-masing, Resimen I Paccekke, Resimen II PKR Luwuk, Resimen III Bajeng Makassar Selatan, dan Resimen IV PKR Kolaka Kendari melakukan konferensi yang mencetuskan lahirnya TRI Devisi Hasanuddin. Terukir pada monumen tersebut surat perintah (mandat) Panglima Besar TRI Jenderal Soedirman yang masih ditulis dalam ejaan lama, menugaskan Mayjen A. Mattalatta melaksanakan konferensi tersebut.
Oleh karena itu tidak salah jika pada peringatan ke-70 Hari Infanteri tahun 2018 ini, Monumen Paccekke dijadikan tempat upacara pemberangkatan Peleton Beranting (Tonting) Yudha Wastu Pramuka Jaya, Minggu (16/12).
Bertindak selaku Inspektur Upacara Kepala Dinas Perhubungan (Kadishub) Kabupaten Barru Andi Adnan Azis, S.T., M.Si. menyerahkan simbol Yudha Wastu Pramuka Jaya, sekaligus melepas Tonting Yudha Wastu Pramuka Jaya Kodam XIV/Hasanuddin menuju Makassar yang menempuh jarak kurang lebih 266 km.
Tonting Yudha Wastu Pramuka Jaya merupakan salah satu tradisi Napak Tilas Perjuangan Panglima Besar Jenderal Soedirman bersama para prajuritnya yang dilaksanakan oleh generasi muda TNI AD khususnya Korps Infanteri, yang bertujuan untuk memelihara dan meningkatkan jiwa korsa, semangat juang dan soliditas prajurit bersama seluruh komponen bangsa, dalam rangka menjaga kedaulatan serta keutuhan wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Dalam amanat tertulis Pangdam XIV/Hasanuddin Mayjen TNI Surawahadi, yang dibacakan Kadishub Kabupaten Barru mengatakan bahwa Tonting Yudha Wastu Pramuka Jaya digelar setiap menjelang Hari Infanteri, pada hakekatnya untuk memelihara dan menumbuhkan kesadaran serta kebanggaan terhadap Korps Infanteri, guna memelihara kemampuan mobilitas jalan kaki sebagai identitas dan ciri khas bagi prajurit Korps Infanteri.
“Untuk itu, kegiatan Tonting ini hendaknya para prajurit Kodam Hasanuddin dapat memaknai, sebagai momentum dalam mewarisi nilai-nilai luhur dan semangat perjuangan serta militansi para pendahulu kita dari tangan penjajah, dibawah kepemimpinan Panglima Besar Jenderal Soedirman”, jelas Pangdam
“Selain itu sebagai generasi penerus yang tidak pernah merasakan secara langsung pahit getirnya perjuangan seperti yang dialami oleh para pendahulu,” tambah Pangdam.
Turut hadir dalam kegiatan tersebut Wadanrindam Kolonel Inf Nugroho Dwi Hermawan, Wadanpomdam Letkol Cpm Yudhi Wahyudi, Dandim 1405/Mallusetasi Letkol Arm K. Adi Hamzah, Kapolres Barru AKBP Burhaman, S.H., Pabandya Lurja Spersdam Letkol Inf Andi Perenrengi, Danyonif Raider 700/WYC Mayor Inf Hengky dan para Forkopimda Kabupaten Barru. / Komang Ayu.