MERASAKAN HIDUP TANPA MEDSOS DI HONGKONG

242

BISNISSULAWESI.COM, MAKASSAR — Media sosial seolah telah menjadi kebutuhan utama kebanyakan masyarakat di era digital. Facebook baru-baru ini mengumumkan mereka memiliki pengguna bulanan lebih dari 2 miliar, yang artinya populasi pengunjung mereka melebihi jumlah populasi di Tiongkok, Amerika Serikat, dan Jepang.

Pada awalnya media sosial bertujuan untuk membangun komunitas digital, mendekatkan yang jauh, serta membagikan konten bermakna. Kenyataannya kini, banyak orang sulit berhenti memakai media sosial (medsos).

Hidup tanpa medsos pun pernah dirasakan Eryvia Maronie, seorang mompreneur yang bidang bisnisnya sangat berkaitan dengan internet. Sewaktu melakukan pernjalanan wisata Ke Hongkong, mengunjungi Kota Shenzhen, awal Juli 2018 lalu, , ia tidak bisa mengakses aplikasi medsoso yang sering digunakan, seperti Instagram, Path, Facebook, dan semacamnya.

Awalnya ibu yang dulunya berprofesi sebagai Public Relation salah satu mall di Makassar, sempat bertanya-tanya dalam hati, kenapa kota sebesar Hongkong tidak bisa mengakses internet. Ternyata bukan internet yang tidak bisa diakses, tapi medsos yang tidak bisa dibuka, meskipun notifikasinya tetap masuk di smartphone-nya.

“Setelah saya tanya guide-nya ternyata memang aplikasi-aplikasi tersebut diblokir sama pemerintah RRT. Karena negaranya paham komunis, sehingga mereka nggak mau kalo aplikasi seperti itu berdampak buruk ke masyarakat mereka, khususx anak muda,” jelas Eryvia.

Sebagai penggiat media sosial, yang juga sering melakukan pekerjaan menggunaan medsos, awalnya menurut ibu berhijab ini merasa agak kesal karena tidak mengakses aplikasi medsos. Setelah lewat sehari, akhirnya jadi terbiasa dan mengambil sisi positifnya, ternyata enak juga sesekali tanpa medsos. Liburan jadi tidak terganggu.

Hongkong merupakan salah satu destinasi wisata favorit Eryvia bersama keluarga. Tahun 2012 lalu sudah pernah kesana bersama suami, tapi tidak membawa anak-anaknya. Terkesan dengan suasana perkotaannya, akhirnya kembali dan kali ini sudah mengikutsertakan buah hati mereka.

Baca Juga :   Camping Sambil Menguji Adrenalin di Lembah Hijau Malino

“Cuaca di kota yang saya datangi sedang musim panas. Suhi kira2 sampai 33*C dan tanpa angin yang berhembus. Jadinya terasa panas banget dan lengket. Perjalanan kali ini memang sedah direncanakan sejak 2 bulan sebelumnya,” tuturnya.

Di Shenzhen, Eryvia mengunjungi Splendid China Folk, menonton pertunjukan panggung yg spektakuler. Sayangnya pertunjukan itu tidak boleh diabadikan menggunakan kamera. Semua tamu yang masuk, dilarang membawa kamera, meskipun itu hanya kamera dari smartphone.

Sebenarnya Splendid China itu luas, selain panggung pertunjukan, juga ada miniatur desa dan kebudayaan China. Tapi Eryvia bersama keluarga tidak sempat mengelilingi tempat tersebut. Karena waktu yang terbatas, serta areanya yang sangat luas.

Kunjungan terakhir di The Mix City Mall, pusat perbelanjaan modern yang menjajakan produk-produk branded, seperti Prada, Gucci, H&M dan sebagainya. Di tempat ini lah mereka berbelanja sepuasnya. / Nur Rachmat