BISNISSULAWESI.COM, MAKASSAR — Sejak selesai kuliah, Iviet Ikasari ikut bergabung di Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), yakni Lembaga Pengembangan Masyarakat Pantai. Itu tidak lepas dari sebuah idealisme dari seorang mahasiswa.
Cukup banyak pengalaman yang didapat alumni Fakultas Ekonomi Unhas ini, tanpa memikirkan berapa banyak keuntungan yang didapatkan. “Kami membantu masyarakat, sehingga hasil yang diperoleh dapat meningkatkan perekonomian keluarganya,” tutur tutur anggota KAHMI Makassar ini.
Tiga tahun bergelut di LSM, akhirnya pertemuan dengan guru besar Fakultas Ekonomi Unhas, Prof Buhamzah lah yang mengantarkannya bekerja di PT Sarana Sulsel Ventura (SSV). Perusahaan dengan konsep modal ventura ini merupakan hasil bentukan dari Menteri Keuangan era itu, Mar’ie Muhammad.
Perusahaan modal ventura dibentuk di Sulsel, setelah melihat masih banyak pelaku bisnis daerah yang tidak memiliki akses ke bank. Mereka adalah pelaku usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM). SSV lahir untuk menjawab kebutuhan masyarakat yang ingin membuka usaha, tapi modalnya kecil.
“Semua pengusaha asal Sulsel yang memang sudah berhasil, baik yang masih ada di daerah sendiri maupun di perantauan, dihimbau untuk menanamkan sahamnya di SSV. Hampir 40 orang pengusaha secara pribadi ikut bergabung sebagai pemegang saham di SSV,” ungkap Iviet yang kini diberi amanah sebagai Direktur. .
Berdasarkan pengalaman, konsep bagi hasil murni yang pertama kami dijalankan, akhirnya diganti menjadi pendekatan bunga pinjaman. Langkah itu diambil tidak lain untuk kemajuan perusahaan, dimana pengusaha banyak yang masih masuk kategori low trust. Tujuannya tetap sebagai mitra UMKM dalam memajukan perusahaannya.