BISNISSULAWESI.COM, MAKASSAR — Bank Indonesia mencatat pembiayaan syariah pada Mei 2018 tumbuh sebesar 2,6% (yoy). Lebih tinggi dari bulan sebelumnya yang tercatat 1,9% (yoy).
Pertumbuhan pembiayaan syariah tertinggi tercatat pada pembiayaan konsumsi sebesar 9,8% (yoy), lebih tinggi daripada pertumbuhan bulan sebelumnya 9,2% (yoy). Sementara itu, pembiayaan modal kerja dan investasi, tercatat masing-masing sebesar -9,4% (yoy).
Berdasarkan lapangan usaha, pertumbuhan pembiayaan tertinggi tercatat pada lapangan usaha pertambangan dan penggalian 76,2% (yoy), jasa kemasyarakatan, sosial budaya, hiburan, dan perorangan lainnya 34,2% (yoy), dan jasa perorangan yang melayani rumah tangga 30,6% (yoy).
Sementara itu, untuk pembiayaan kredit usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM), tercatat tumbuh 6,5% (yoy). “Angka ini sedikit lebih rendah dibandingkan bulan sebelumnya sebesar 6,9% (yoy). Meski terjadi perlambatan, pangsa kredit UMKM terhadap total kredit di Sulsel masih tetap tinggi di angka 31,5% (yoy),” kata Direktur Bank Indonesia Sulsel (Kepala Grup Sistem Pembayaran dan Pengedaran Uang Rupiah dan Layanan Administrasi) Amanlinson Sembiring, melalui siaran pers-nya.
Ia memaparkan, berdasarkan lapangan usaha, kredit UMKM di Sulsel masih didominasi kredit pada lapangan usaha perdagangan besar dan eceran 58,8%, diikuti lapangan usaha pertanian, perburuan dan kehutanan 8,9% serta lapangan usaha industri pengolahan 5,9%. / Komang Ayu