Kuliner Melayu Peranakan Tionghoa Ini Lazim Ada dalam Jamuan Imlek

12
Curry Laksa Singapore, salah satu menu yang lazim ada dalam jamuan Tahun Baru Imlek. POTO : EFFENDY WONGSO

 

BISSNISSULAWESI.COM, KUPANG – Pemberdayaan sumber daya manusia (SDM) yang mumpuni khususnya di bidang ekonomi, membuat negeri jiran Singapura mampu unggul sebagai salah satu kota termaju di dunia.

Selain itu, Singapura yang notabene setitik noktah bila dibandingkan luas wilayah Indonesia, memiliki keunggulan di segala bidang yang dibangun berkat kedisiplinan SDM-nya.

Tidak hanya dalam sektor ekonomi, dalam dunia kepariwisataan pun negara ini tidak kalah gemerlapnya. Beragam kawasan wisata menjadi pendulang devisa bagi negara yang dulu merupakan kolonialisasi Inggris.

Terkait wisata, bila bertandang ke negara berjuluk “Kota Singa”, jangan lupa menjejakkan kaki ke Merlion Park yang berseberangan Marina Bay Sands. Manjakan mata dengan mengagumi maskot Singapura, makhluk setengah singa setengah ikan yang dinamai Merlion. Jangan lupa juga berswafoto (selfie) di sana sekadar kenangan-kenangan telah berkunjung ke sana.

Lapar setelah seharian berjalan-jalan dari satu pesona visual menuju yang lain, maka ikutilah antrean menuju Lau Pa Sat untuk bersantap saat larut malam dan menikmati keelokan Festival Market yang saat ini dipenuhi hiasan ornament Imlek seperti lampion dan ikon shio ular kayu.

Pasalnya, di kawasan santap malam outdoor yang buka sekitar pukul 19.00 waktu setempat, Anda sudah disambut jajaran gerai yang menjual aneka kuliner seperti menu ikonik Curry Laksa Singapore, salah satu menu yang lazim ada dalam jamuan Tahun Baru Imlek.

Apa sih keistimewaan Curry Laksa Singapore sehingga menjadi menu ikonik Singapura? Demikian mungkin pertanyaan awam terkait kuliner eksotik yang merupakan paduan menu melayu peranakan (Tionghoa) pada negara yang berada di bawah pemerintahan Perdana Menteri Lee Hsien Loong ini.

“Seperti menu melayu peranakan lainnya, kelezatan Curry Laksa Singapore yang kerap juga disebut ‘Laksa Katong’ ini tidak lepas dari aroma khas kuah kari kental yang disajikan secara panas,” ungkap Supervisor Waroenk Seafood and Oriental Cuisine, Yuni Foeh ketika ditemui belum lama ini di Jalan Veteran 18, Fatululi, Oebobo, Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT).

Baca Juga :   Adopsi Dewan Ekonomi Nasional, Pj Gubernur Bahtiar Bentuk Komite Ekonomi Sulawesi Selatan

Selain itu, sebut wanita asal Rote Ndao, pelaku kuliner maupun chef di Singapura senantiasa menyuguhkan berbagai kuliner khas secara apik. Tidak terkecuali Curry Laksa Singapore yang sudah populer di Asia Tenggara, bahkan di Asia.

“Para chef di sana mengusung kuliner Singapura dengan teknik memasak yang mutakhir, memadukan racikan dan penyajian yang inovatif tetapi tetap menjaga cita rasa yang sudah akrab di lidah,” ulas Yuni.

Ia menambahkan, makanan khas suatu daerah yang sudah populer dan mengglobal jika diberi sentuhan baru, maka biasanya menjadi daya tarik visual modern tersendiri selain tentu saja cita rasanya.

“Sehingga menjadikan menu ini mudah ditemui di berbagai tempat, termasuk di Kota Kupang sendiri yang juga disediakan pihak kami. Curry Laksa Singapore ini sendiri diluncurkan manajemen sebagai menu baru sekaligus menyambut Tahun Baru Imlek 2025 yang jatuh pada 29 Januari mendatang,” beber Yuni.

Menurutnya, boleh dikata menu tersebut merupakan menu wajib yang biasanya tersaji sebagai menu oriental klasik pada saat Tahun Baru Imlek selain varian ikan masak saus tausi.

 

Gurihnya Kuah yang Bercampur Kwetiau

Yuni mengklaim Curry Laksa Singapore di Waroenk Seafood and Oriental Cuisine otentik dengan menu yang ditawarkan di pusat-pusat kuliner Singapura.

“Mie laksa dalam kuah kari ala Singapura ini berisi bahan udang, telur burung puyuh, tauge, dan beberapa bumbu lainnya. Kuah karinya sendiri juga sudah bercampur ‘kwetiau’. Ini yang bikin menu melayu peranakan (Tionghoa) tersebut tambah gurih,” runutnya.

Sekadar diketahui, kwetiau yang dimaksud Yuni adalah sejenis mie Tionghoa berwarna putih yang terbuat dari beras.

Ia menambahkan, berkat kaldu laksa ini jugalah yang memberikan keseimbangan pas antara santan dan rempah-rempah, sehingga jenis sup mie bercita rasa khas melayu peranakan itu dijamin memuaskan selera pelanggan.

Baca Juga :   Ketua PHRI, Desak Percepat Pencairan Dana Hibah

“Curry Laksa Singapore kami banderol cukup terjangkau, apalagi dalam momentum Imlek ada potongan harga. Jadi, bagi yang ingin menikmati menu yang sangat populer di Singapura, bahkan Asia ini tidak perlu jauh-jauh ke Singapura. Datang saja ke restoran kami karena sebelumnya memang juga telah menyediakan menu-menu mancanegara lainnya,” terang Yuni.

 

Popularitas Laksa Katong Singapura

Sejatinya ada berbagai jenis “laksa” di Singapura, mulai yang bercita rasa asam khas Penang hingga yang mirip kari seperti Laksa Sarawak.

Kendati demikian, klaim penikmat kuliner yang telah akrab dengan varian menu tersebut mengatakan tidak ada yang mengalahkan ketenaran Laksa Katong asli Singapura.

Pasalnya, Laksa Katong terinspirasi dari hidangan peranakan (orang Tionghoa Semenanjung) yang beradaptasi dengan menu melayu, sehingga sering disebut melayu peranakan (Tionghoa) yang hidup di wilayah Katong.

Di Singapura, ciri khas hidangan ini yaitu memiliki tekstur kuah sup pedas dengan warna kemerah-merahan, dibumbui santan dan udang kering, serta ditaburi bahan-bahan seperti kerang, udang, dan perkedel ikan.

Sementara itu, ciri khas lainnya adalah mie bihun tebal (kwetiau) yang dipotong-potong pendek supaya mudah disuap dengan sendok.

Di beberapa gerai makanan, pelanggan hanya diberi sendok untuk menyantap laksa tanpa sumpit. Adapun di Indonesia juga terdapat beberapa jenis laksa seperti Laksa Bogor dan Laksa Betawi.

Nama Laksa sendiri diambil dari bahasa Sansekerta yang memiliki arti jamak, menunjukkan mie Laksa dibuat dengan berbagai campuran bumbu.

Effendy Wongso