Kredit Usaha Mikro Dominasi Penyaluran Kredit UMKM

86
Sumber Grafik : OJK Sulsel dan Sulbar

 

BISNISSULAWESI.COM, MAKASSAR – Realisasi kredit kepada Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) di Sulawesi Selatan (Sulsel) pada Agustus 2024 mencapai Rp61,09 triliun. Angka ini mengalami pertumbuhan sebesar 5,18 persen (yoy) dibandingkan Agustus 2023 dengan dominasi kredit ke sektor usaha mikro. Kredit yang tersalurkan untuk UMKM ini, mencapai 38,38 persen dari keseluruhan kredit yang disalurkan Bank Umum di Sulsel sebesar Rp159,18 triliun.

Kepala Kantor Otoritas Jasa Keuangan Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat OJK Sulsel dan Sulbar), Darwisman, Selasa (08/10/2024) menyebutkkan, pertumbuhan tertinggi terdapat pada kredit usaha mikro 10,88 persen (yoy) menjadi Rp34,37 triliun dengan share sebesar 56,27 persen dari total kredit UMKM.

Sementara itu, kredit yang tersalurkan untuk usaha kecil sebesar Rp17,35 triliun atau sekitar 28,40 persen dari total kredit UMKM dan kredit untuk usaha menengah sebesar Rp9,36 triliun atau 15,33 persen.

“Secara total, kredit UMKM telah disalurkan kepada 910.224 debitur,” sebut Darwisman.

 

Kinerja Baik

Secara umum, perkembangan sektor jasa keuangan di Sulsel menunjukkan kinerja yang baik. Total aset perbankan di Sulsel Agustus 2024 tumbuh 7,78 persen (yoy) dengan nominal mencapai Rp198,95 triliun. DPK tumbuh 8,61 persen (yoy) dengan nominal Rp133,64 triliun. Kredit yang disalurkan tumbuh 7,68 persen (yoy) dengan nominal Rp162,32 triliun.

Secara keseluruhan, penyaluran kredit di Sulsel didominasi kredit produktif 55,04 persen. Jika dilihat berdasarkan sektor ekonomi, kredit terbanyak disalurkan pada sektor perdagangan besar dan eceran dengan porsi 23,82 persen atau mencapai Rp38,66 triliun.

Kinerja intermediasi perbankan Sulsel terjaga dengan Loan to Deposit Ratio (LDR) 123,72 persen dan tingkat rasio kredit bermasalah berada di level aman 2,98 persen.

Baca Juga :   Wali Kota Makassar Tanda Tangani LOI dengan Pemerintah Kota Gold Coast Australia

Perbankan Syariah turut menunjukkan pertumbuhan lebih tinggi pada posisi Agustus 2024. Tercermin dari aset perbankan syariah yang tumbuh 16,86 persen (yoy) menjadi Rp15,54 triliun, dengan penghimpunan DPK tumbuh sangat tinggi 21,10 persen menjadi Rp11,26 triliun. Penyaluran pembiayaan juga tumbuh 17,22 persen (yoy) menjadi Rp13,26 triliun. Tingkat intermediasi perbankan Syariah berada pada level 117,72 persen dengan tingkat NPF pada level aman 2,26 persen.

Editor : Bali Putra