BISNISSULAWESI.COM, MAKASSAR — Kredit rumah dan apartemen di Sulawesi Selatan pada 2017 diketahui mengalami kenaikan hingga 6,5% menyusul tumbuhnya sektor usaha tersebut yang ditopang menaiknya daya beli masyarakat daerah tersebut.
Hal tersebut diungkapan oleh pihak Bank Indonesia (BI) yang merilis hasil Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Sulawesi Selatan kuartal kedua dan ketiga 2017.
Data itu juga menyebutkan komponen konsumsi rumah tangga menyumbang terbesar Pendapatan Domestik Bruto (PDRB) atau 50% dari total PDRB. Selain belanja rumah tangga, konsumsi pemerintah menjadi penyumbang kedua PDRB diatas 5%. Data lain ekonomi Sulsel di tahun ini, menunjukkan tren membaik.Penyaluran kredit kepemilikan rumah (KPR) dan kredit kepemilikan kendaraan bermotor (KKB), tumbuh.
Di halaman 14 buku laporan Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Sulsel, periode Agustus 2017, menunjukkan KPR dan apartemen naik 6,5% atau transaksi mencapai Rp13,8 Triliun dari triwulan laporan 2017.
Bagi pengembang dan pengusaha sektor hospitality, kenaikan ini adalah kabar gembira, setelah hampir dua tahun, tren KPR di Sulsel menurun.
Sementara itu, Ketua Pengembang Indonesia Yasser Latief, melihat pertumbuhan KPR ini adalah indikator ril dari membaiknya ekonomi. “Properti itu paling sensitif. Kalau ada krisis dan kontraksi ekonomi, kami yang paling cepat rasakan, kalau juga ada pertumbuhan dan ekonomi membaik, kaki juga yang mulai rasakan langsung dampaknya,” ujarnya, belum lama ini.
Selain sektor properti, kredit kepemilikan kendaraan motor, juga menunjukkan perbaikan
meski masih dalam fase kontraksi dari -6.6% di tahun 2016 lalu, kini sudah mulai minus -2,4% year on year, ada kenaikan sekitar Rp4,08 triliun. Meski demikian, secara keseluruhan kredit konsumsi tumbuh melambat menjadi 10,5% atau Rp47,95% triliun dari periode sebelumnua yang cuma timbuh 13,4%. / Komang Ayu