Komunitas Musisi Indie Makassar Ikut Wrockshop Creative

424
Komunitas musisi indie Makassar berfoto bersama Wakil Wali Kota Makassar Syamsu Rizal, dan sejumlah musisi nasional.

BISNISSULAWESI.COM, MAKASSAR –  Potensi ekonomi kreatif dibidang seni di Indonesia terbilang masih cukup besar, hanya saja belum tergarap maksimal. Guna memaksimalkan potensi tersebut, pemerintah melalui Badan Ekonomi Kreatif Indonesia (Bekraf) menggelar Wrockshop Creative Music Makassar selama dua hari di Ibis Makassar City Center, 19-20 Oktober 2017.
Kegiatan ini pun mendapat sambutan positif dari komunitas musisi indie Makassar. Sebanyak 100 musisi dan pemerhari musik Indonesia asal Makassar ikut ambil bagian dalam kegiatan ini.
President Indonesia Musik Forum (IMF), Buddy Ace mengatakan, kegiatan ini merupakan salah satu proses pendidikan informal untuk menggali potensi ekonomi kreatif seniman musik di seluruh wilayah tanah air, khususnya komunitas musisi indie di Makassar.
“Secara nasional kontribusi industri musik Indonesia hanya 0,45%, sehingga potensinya masih cukup besar. Kami berharap dengan wrockshop ini potensi musisi lokal bisa lebih maksimal,” ujarnya.
Saat ini banyak musisi lokal yang beranggapan, hanya dengan berkompetisi di Jakarta baru bisa mendapat nama, padahal itu teori yang salah. Ia juga menyebut salah satu band ternama Makassar, Art2 Tonic. Menurutnya, grup ini adalah band yang membanggakan potensi lokal. Mulai dari warna musik dan kritik yang dituangkan dalam bait lagunya, bertujuan untuk membangun Makassar.
“Saya cari cari ini sahabat saya Rere (vokalis Art2Tonic). Saya rindu karyanya. Melalui lagunya ia mengkritisi daerahnya untuk membangun, Makassar bisa tonji,” tuturnya penuh semangat.
Lebih lanjut ia menjelaskan, wrockshop tersebut dilaksanakan atas kerjasama IMF dan Bekraf yang bertujuan untuk mendiskusikan dan mencari solusi menghidupkan kembali industri musik Indonesia.
Sementara itu Wakil Walikota Makassar, Syamsu Rizal menegaskan mengenai potensi sektor ekonomi kreatif di Kota Makassar. Pria yang dikenal murah senyum ini mengatakan, Makassar memiliki banyak pemuda kreatif dalam berbagai bidang. Meski demikian ia juga mengakui, potensi musik di Makassar saat ini membutuhkan banyak dukungan pemerintah, terutama dalam melahirkan dan mendukung eksistensi band indie.
“Makanya selalu kami bilang, kalau ada hambatan dalam pengurusan administrasi termasuk dalam bidang musik, hubungi saya, saya upayakan bantu,” tutur bapak yang akrab disapa Deng Ical.
Sementara Deputi I Bidang Riset Edukasi dan Pengembangan Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) RI Dr Ing Abdur Rohim Boy Berawi MSc berharap dukungan semua elemen di Makassar, baik masyarakat, musisi dan pemerintah, untuk memajukan potensi industri musik Indonesia.
Menurutnya, Makassar dikenal sebagai salah satu lumbung musisi hebat tanah air, baik yang telah tembus nasional hingga internasional. Musik termasuk dalam sub sektor dalam bidang ekonomi kreatif, dan Makassar memiliki pemimpin yang punya pengabdian luar biasa dalam memajukan ekonomi kreatif.
Hadir sejumlah narasumber dalam workshop tersebut, diantaranya Sandy Pas Band (drummer Pas Band), John Paul Ivan (gitaris Boomerang), Ekkie Lamoh (vokalis Edane), Alexander Theodore Lamoh, Setiabudi, Pravidia Supit, dan Dianto Yusup Sidharta.
***Nur Rachmat

Baca Juga :   Pertiwi Indonesia DPD Sulsel Peringati HUT ke-3