BISNISSULAWESI.COM, MAKASSAR — Di Makassar, terutama di Universitas Hasanuddin (Unhas) sejumlah dokter membentuk komunitas yang memiliki minat dan kepedulian yang tinggi terhadap bencana dan kejadian luar biasa terhadap kesehatan yang terjadi di Indonesia. Komunitas dokter tersebut di ketuai oleh Prof.Dr.Idrus Paturusi yang juga mantan Rektor Universitas Hasanuddin.
Belum lama ini sebanyak 19 anggota komunitas dokter itu dikirim ke Distrik Agats, Kabupaten Asmat, Papua untuk mengatasi masalah gizi buruk yang melanda suku Asmat. Pengiriman tim dokter ini berbarengan pengiriman bantuan yang difasilitas Unhas dan Kemensos, Senin (5/2/2018).
Kepala Unit Humas dan Protokoler Unhas, Ishaq Rahman mengatakan, pihaknya telah mematangkan persiapan untuk mengirimkan tim medis, tim kesehatan dan tim multidisplin ke Kabupaten Asmat untuk mengatasi masalah gizi buruk.
“Pada tahap awal, sebanyak 19 orang tim tanggap darurat yang terdiri dari dokter residen senior dengan berbagai bidang (gizi, penyakit dalam, obgyn, gigi), perawat, serta 6 orang profesor dari berbagai bidang ilmu akan diberangkatkan,” katanya dalam keterangan resmi, yang diterima, Sabtu (3/2/2018).
Ishaq mengungkapkan, gelombang pertama tim Unhas, akan bertolak ke Papua pada tanggal 8 Februari 2018. Selain membawa bantuan, tim pertama yang terdiri dari para dokter ini akan tinggal selama sebulan untuk membantu menangani masalah di lapangan.
“Rektor Unhas, Prof. Dr. Dwia Aries Tina Pulubuhu, MA intensif berkoordinasi dengan
pemerintah pusat, khususnya dengan Kementerian Sosial. Alhamdulillah, Menteri Sosial, Idrus Marham memberikan bantuan obat-obatan, makanan tambahan, nutrisi, dan peralatan yang dibutuhkan oleh masyarakat yang sedang terkena dampak kejadian luar biasa gizi buruk dan campak di Distrik Agats, Kabupaten Asmat,” katanya.
Mensos Idrus Marham telah bertemu dengan tim medis dan kesehatan dan tim multi disiplin Unhas. Ishaq menjelaskan, dalam kajian awal yang dilakukan oleh Unhas, persoalan gizi buruk yang dialami oleh masyarakat di Distrik Agats membutuhkan solusi jangka pendek dan jangka panjang.
“Pada jangka pendek, perlu segera ada upaya untuk menyelamatkan anak-anak dan masyarakat yang terkena gizi buruk. Sementara untuk jangka panjang, perlu dilakukan upaya multi disiplin yang melibatkan berbagai bidang ilmu,” bebernya.
Ishaq menambahkan, persoalan gizi buruk di Distrik Agats berkaitan dengan aspek ekonomi, sosial dan budaya. /Mohamad Rusman