BISNISSULAWESI.COM, MAKASSAR – Sejalan dengan visi menjadi perusahaan yang mendunia tanpa meninggalkan nilai-nilai lokal, PT. Kino Indonesia, Tbk, kembali menggelar Kino Youth Innovator 2018.
Mengangkat tema Empower Life Through Nature, kompetisi tahunan ini bertujuan untuk memotivasi kaum muda agar kreatif dan berani berinovasi, untuk memenangkan kompetisi di era pasar bebas ini.
Sebagai ajang kompetisi inovasi tahunan, KYIA menyasar ide- ide terbaru dari mahasiswa seluruh Indonesia, dan di tahun ketiga ini Kino kembali mengajak kaum muda untuk mengedepankan sumber daya Indonesia, untuk memenangkan kompetisi pasar.
Dr. Mamat Rahmat, S.Si, M.Si selaku President Committee of Kino Youth Innovator Award (KYIA) 2018 dari PT. Kino Indonesia, Tbk mengungkapkan, iberlakukannya MEA justru menjadi tantangan sekaligus peluang bagi bangsa Indonesia, untuk memenangkan persaingan.
“Inovasilah kuncinya. Saat ini perkembangan tren berlangsung sangat pesat, sehingga inovasi pun perlu terus dimodifikasi, agar menghasilkan sesuatu yang diterima masyarakat,” ujarnya.
Sebagai rangakaian dari KYIA, Kino mengadakan Road to KYIA 2018, talkshow bertema Tomorrows Innovator, Embracing Challenges, Shaping the Future diadakan di 13 universitas di Indonesia.
Universita tersebut yakni Universitas Airlangga, Institut Pertanian Bogor, Universitas Kristen Satya Wacana, Prasetiya Mulya, Universitas Padjadjaran, Universitas Katolik Soegijapranata, Universitas Sriwijaya, Universitas Lampung, Universitas Indonesia, Universitas Gajah Mada, Institut Teknologi Bandung, Universitas Hasanuddin, dan Universitas Pelita Harapan.
Selain perwakilan dari PT. Kino Indonesia Tbk, talkshow ini menghadirkan MINTEL, penyedia riset pasar global yang diwakili Rachel Esmeralda. Inti talkshow membahas global customer trend tahun 2018 dan mendatang.
“Ada 4 tren dunia yang terjadi saat ini, khususnya di Asia Pasific, Damsels In De-Stress (bagaimana tingkat stress masyarakat dunia meningkat), Beauty Round The Clock (ingin cantik sepanjang hari di tengah mobilitas tinggi), Back To Basics (kembali pada produk minimalis) dan Multi Purpose Customizable (tuntutan produk multifungsi). Tren ini meningkat cukup pesat, dan menuntut para inovator terutama industri, memikirkan produk- produk yang menjawab kebutuhan saat ini,” jelas Rachel.
Nur Rachmat