Kendaraan Listrik Kian Diminati, PLN UID Sulselrabar Siap Layani dengan SPKLU dan Layanan Home Charging Service

78
Petugas PLN tengah melakukan isi daya mobil listrik di SPKLU PLN UP3 Bulukumba. POTO: ISTIMEWA

 

BISNISSULAWESI.COM, MAKASSAR – PT PLN (Persero) terus berkomitmen dan berkontribusi membangun ekosistem Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (KBLBB) di Indonesia. Saat ini, PLN resmi mengoperasikan 65 Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) yang tersebar di 51 lokasi di Provinsi Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, dan Sulawesi Barat. Ditargetkan di akhir 2025, ada tambahan 14 unit SPKLU yang beroperasi.

Saat acara Focus Group Discussion (FGD) dengan tajuk Penguatan Ekosistem Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (KBLBB) di kantor PLN UID Sulselrabar, Makassar, Selasa, 18 November lalu, Plt. Kepala Dinas ESDM Provinsi Sulawesi Selatan, Andi Eka Prasetya, menjelaskan sistem kelistrikan Sulawesi Bagian Selatan cukup memadai sehingga mampu mengakomodasi pertumbuhan KBLBB masyarakat di Sulawesi Selatan.

General Manager PLN UID Sulselrabar, Edyansyah (kanan) dan Senior Manager Niaga dan Manajemen Pelanggan, Yuli Ashaniais (tengah) saat melakukan pengecekan SPKLU Kantor PLN UID Sulselrabar. POTO: ISTIMEWA

“Masyarakat mulai antusias dengan kendaraan listrik karena lebih efisien dan efektif. Potensi pasar juga sangat besar sehingga Pemprov Sulsel terus mendukung kebijakan percepatan ekosistem, baik di lingkungan internal pemerintahan maupun kemudahan bagi masyarakat,” kata Andi Eka.

Sementara itu, General Manager PLN UID Sulselrabar, Edyansyah, menyatakan masyarakat tidak perlu khawatir terhadap ketersediaan layanan pengisian kendaraan listrik di wilayah Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, dan Sulawesi Barat. PLN UID Sulselrabar memastikan seluruh Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) beroperasi optimal, aman, dan andal untuk mendukung mobilitas pengguna kendaraan listrik, baik untuk aktivitas harian maupun perjalanan jarak jauh.

Ia juga memaparkan tingginya antusiasme pengguna kendaraan listrik tergambar melalui peningkatan transaksi isi daya di SPKLU PLN UID Sulselrabar sebesar 222 persen di tahun 2025 dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Diketahui, jumlah transaksi isi daya kendaraan listrik di SPKLU PLN UID Sulselrabar adalah sebesar 4.655 transaksi pada tahun 2024, sedangkan sampai dengan kuartal tiga tahun 2025 jumlah transaksi sudah mencapai 10.369 kali transaksi.

“PLN juga menyiagakan petugas teknis selama 24 jam serta memastikan pemantauan dapat dilakukan secara real time melalui sistem PLN Mobile,” kata Edyansyah.

Edyansyah menjelaskan, PLN juga mengadakan Program Stimulus Percepatan Penggunaan KBLBB, di antaranya berupa pemberian insentif biaya penyambungan pasang baru dan tambah daya sebesar 50 persen, serta insentif diskon 30 persen pada home charging di waktu Luar Waktu Beban Puncak (LWBP) pukul 22.00–05.00 WITA. Seluruh promo ini berlaku mulai 1 Juli 2025 hingga 30 Juni 2026.

Tercatat, hingga Oktober 2025 sebanyak 219 pelanggan di Sulawesi Selatan telah menikmati layanan Home Charging Service (HCS). “Tingginya jumlah pelanggan menunjukkan antusiasme masyarakat yang semakin besar terhadap penggunaan Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (KBLBB). Program HCS merupakan layanan PLN yang memungkinkan pemilik kendaraan listrik untuk mengisi daya baterai mobil mereka secara praktis dari rumah, tanpa perlu mengunjungi Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU),” pungkasnya.

Ia menambahkan bahwa penggunaan mobil listrik dapat menekan biaya operasional. “Jika menggunakan kendaraan berbahan bakar fosil, rata-rata biaya operasional per kilometer adalah Rp 800,-. Namun, dengan mobil listrik, biaya operasionalnya hanya sekitar Rp 200,- per kilometer. Jadi, ini sangat hemat,” jelas Edyansyah.

Salah seorang pengguna mobil listrik di Kota Makassar, Asri, menyambut baik kini banyak SPKLU yang tersedia. “Dengan masifnya SPKLU ini merupakan angin segar bagi kami yang memiliki mobilitas tinggi. Selain itu, sejak menggunakan mobil listrik, pengeluaran operasional saya lebih hemat,” ujar Asri.

Dirinya mengaku, dulu saat menggunakan mobil konvensional menghabiskan biaya operasional Rp 800 ribu per bulannya. Sekarang, saat menggunakan mobil listrik dan dengan mobilitas tinggi, ia hanya mengeluarkan biaya operasional Rp 270 ribu per bulannya. Artinya, Asri menghemat biaya Rp 530 ribu per bulannya.

PLN tidak hanya menyediakan infrastruktur pengisian kendaraan listrik, tetapi juga berperan sebagai katalis bagi seluruh pemangku kepentingan. KBLBB adalah masa depan transportasi dan memiliki potensi besar untuk memimpin perubahan.

Dengan kesiapan ini, PLN UID Sulselrabar menegaskan komitmennya dalam mendukung transisi energi bersih sekaligus memberikan rasa aman dan nyaman bagi masyarakat yang semakin beralih ke kendaraan listrik.

*/Editor: Bali Putra